Namaku Mandala. Aku lahir dari seorang ibu yang bahkan wajahnya pun tak pernah sempat kulihat. Ingatan pertamaku bukanlah senyuman lembut seorang ibu kandung, melainkan tamparan keras dari ibu tiriku. Entah apa alasannya kala itu, aku yang masih bocah hanya bisa menangis pilu. Anehnya, ayahku sama sekali tidak peduli. Ia hanya berdiri, dingin, seolah aku bukan darah dagingnya.Meski begitu, kehidupanku secara lahiriah tidak pernah kekurangan. Aku dibesarkan bagaikan seorang anak bangsawan yang diberi sendok emas sejak lahir. Mainan mewah, makanan lezat, hingga barang-barang langka dari berbagai daerah, semua tersusun rapi di dalam kamarku. Namun, semua itu hanyalah hiasan kosong. Sebab, yang benar-benar merawatku hanyalah seorang pembantu. Aku tidak pernah tahu namanya, tapi bagiku dia adalah “ibu”. Dialah yang menyuapiku ketika lapar, memandikanku saat tubuhku kotor, bahkan menyanyikan lagu pengantar tidur agar aku bisa memejamkan mata dengan tenang.Kediaman keluargaku dipenuhi ba
Last Updated : 2025-09-25 Read more