“Anantaka…” gumam lirih Angkara ketika melihat sosok yang kini berdiri di hadapannya, menjadi penghalang di tengah arena.Tanpa menatap langsung ke arah Angkara, Anantaka bersuara dengan nada tegas yang membuat semua terdiam. “Hentikan ini sekarang juga. Angkara, Jagad… Aku tidak tahu apa yang sedang kau pikirkan, Angkara, tapi Jagad, apa kau benar-benar sebodoh itu?”Nada suaranya membuat bulu kuduk berdiri. Jagad, yang selama ini belum pernah ditegur dengan cara seperti itu oleh instrukturnya sendiri, hanya bisa menunduk dalam diam. Di dalam hatinya, ia sadar bahwa tindakannya murni dorongan emosi, ia tidak ingin terlihat lemah di hadapan Angkara, dan karena itu ia mengikuti naluri tanpa berpikir panjang. Namun kini, rasa sesal mulai merayap bersama dinginnya tatapan sang instruktur.“Sudah lama tidak berjumpa, wahai pangeran yang terbuang,” ucap instruktur dari Perguruan Naga Emas dengan nada yang sarat sindiran.Ucapan itu membuat Jagad sontak menoleh cepat ke arah instrukturnya s
Última actualización : 2025-10-04 Leer más