All Chapters of Nafkah Sejuta Suamiku: Chapter 21 - Chapter 30

Pov Iqbal"Apa maksud perkataanmu itu?""Sudahlah mas, jujur saja pada istrimu. Bukannya malam itu kau menikmatinya.""Diam kau Rima. Aku sedang berbicara dengan istriku. Kita melakukannya karena kamu terus saja menggodaku.""Jadi apa yang dikatakan perempuan itu benar mas?""Hmnn itu.... aku khilaf sayang. Maafkan aku."Kulihat kemarahan dari wajah Andini. Dia berlari meninggalkan kami. Aku ingin menyusul namun ibu mencegahku."Apa maksud perkataan kalian tadi Iqbal. Apa yang sebenarnya terjadi.""Bu .. malam itu kami tak sengaja melakukannya. Mas Iqbal menggodaku Bu. Aku takut hamil Bu.""Bohong Bu, dia dulu yang menggodaku. Entah mengapa malam itu aku tak bisa mencegah hasratku Bu. Semua terjadi begitu saja. Kita hanya melakukan satu kali, aku saja sudah setahun menikah dengan Andini, namun dia tak kunjung hamil. Jadi jangan pernah kamu berpikiran seperti itu.""Diam kau Iqbal! Kau sudah menodainya. Kau harus bertanggung jawab. Siapa tahu istrimu itu mandul. Sudah satu tahun tapi j

"Papa... mama....""Hei Johan duduk sini. Akhirnya kamu bangun juga."Johan tersenyum kecut dan lekas duduk di samping papanya. Tampak Andini tersenyum dan sedang menyiapkan sarapan untuk mereka."Pa, ma. Bisa aku jelaskan. Dia...""Mama dan papa sudah tahu semuanya. Andini sudah menceritakannya kepada kami. Ternyata di balik sikap cuekmu. kamu masih peduli dengan orang lain. Mama bangga kepadamu." Sonya memuji putra satu - satunya itu.Wajah Johan tampak memerah menahan malu karena di puji oleh mamanya sendiri. Jarang sekali mamanya memuji dirinya."Benar sekali apa yang mamamu katakan. Papa bangga sama kamu. Kalau begini papa sudah percaya penuh untuk melimpahkan tanggung jawab restoran itu kepadamu." Teddy tak kalah mengungkapkan perasaan kagumnya kepada Johan.Mendengar hal itu seketika Johan tersenyum bahagia. Johan tak menyangka jika papanya akan berbicara seperti itu. Mengingat jika Teddy mempunyai watak yang keras."Papa beneran akan menyerahkan tanggung jawab restoran itu kep

Terpaksa Iqbal keluar dari rumah kontrakan Andini dengan membawa barang - barangnya. Hal itu terpaksa dia lakukan karena Sari mengancam dirinya dengan tidak menganggap anaknya lagi jika tak mau menuruti permintaannya. Akhirnya Iqbal terpaksa menuruti perkataan ibunya. Iqbal akan berpikir lagi bagaimana cara untuk membujuk Andini nantinya.Apalagi saat ini kedua orangtua Rima meminta dirinya untuk menemuinya. Iqbal merasakan pusing di kepalanya karena menghadapi masalah ini."Lebih baik kita langsung ke rumah Rima.""Apa bu? Sekarang? Tapi aku mau bekerja bu."Saat ini mereka berjalan menuju kediaman Sari. Memang jarak antara rumah Andini dan ibunya tidak terlalu jauh."Kamu izin saja. Lagi pula sebentar lagi papa Rima akan memberikan jabatan yang bagus untukmu di kantornya. Jadi kamu tak perlu kembali ke perusahaan itu.""Tapi bu...""Tidak ada penolakan. Besok aku akan urus perceraianmu. Apa yang kamu dapatkan dari pernikahanmu dengan Andini. Tidak ada yang menguntungkan. Lihatlah Ri

"Lepaskan mas. Kamu gak berhak menyentuhku. Kita bukan suami istri lagi."Andini langsung melepaskan cekalan tangan Iqbal. Ada yang sakit di hati Iqbal saat Andini menolak dirinya."Maafkan aku ndin. Aku hanya ingin bicara sebentar sama kamu.""Apa yang ingin kamu bicarakan mas. Tak ada yang perlu dibahas lagi. Semua sudah selesai di dalam.""Ndin... aku terpaksa melakukan ini hanya demi kebaikan kita."Mendengar hal itu seketika Andini terkekeh pelan. Andini pun menatap tajam ke arah mantan suaminya itu."Kebaikan kita? Kebaikan apa yang kamu maksud mas?""Ndin dengarkan aku. Setelah anak yang dikandung Rima lahir, aku akan menceraikannya. Lalu kita bisa rujuk kembali. Kamu mau kan ndin?"Andini seketika tertawa terbahak - bahak mendengarkan ucapan Iqbal. Andini tak menyangka jika mantan suaminya bisa berpikiran seperti itu."Seenaknya saja kamu mempermainkan pernikahan mas. Kamu pikir aku masih mau denganmu. Setelah apa yang selama ini kamu perbuat kepadaku.""Ndin aku tahu kamu mas

Iqbal memutuskan untuk pulang setelah cukup lama dirinya menunggu disana. Sampai - sampai satpam yang berjaga mengusirnya. Setelah Iqbal menanyakan keberadaan Andini. ternyata Andini sudah pulang sedari tadi. Namun sialnya Iqbal tak bertemu Andini saat di luar restoran. Sepertinya Andini sengaja tak ingin menemui dirinya."Sebegitu besarkah kamu membenciku Ndin? Sampai - sampai kamu tak ingin bertemu denganku?" Iqbal mengendarai mobil miliknya sembari berbicara pelan. Entah mengapa Iqbal menyesal sudah melepaskan wanita sebaik Andini. Apalagi saat ini Andini semakin sukses. Iqbal tak menyangka jika Andini bekerja di restoran yang cukup terkenal di kota ini.Iqbal memutuskan untuk tak pulang ke kediaman Rima. Karena Iqbal tahu jika Rima akan memarahinya habis - habisan. Iqbal pun akhirnya pulang ke kediaman ibunya. Berharap jika dirinya akan menemui mantan istrinya di rumah kontrakannya itu.Iqbal sengaja melewati rumah kontrakan Andini. Namun tampak dari luar, rumah kontrakan Andini p