All Chapters of Nafkah Sejuta Suamiku: Chapter 31 - Chapter 40

Andini terkejut saat Johan mengeluarkan kotak cincin dari sakunya. Bisa Andini lihat jika saat iu atasannya begitu gugup. Terlihat dari tangannya yang bergetar sembari membuka kotak cincin itu. Andini tentu saja syok. Bahkan dirinya bingung ahrus berbuat apa."Aku bukan pria romantis seperti di luar sana. Bahkan baru kali ini aku menyukai seorang wanita. Tapi aku jujur tentang perasaanku ini sama kamu. Aku ingin menjalin hubungan serius denganmu. Apakah kamu menerimanya?"Johan berbicara sembari membuka kotak cincin yang sudah dibawanya. Sedangkan Andini masih saja terkejut melihat apa yang baru saja terjadi."Pak.... gak lucu tahu gak kalau bercanda." Andini masih berusaha menyangkalnya. Tak mungkin seorang pemimpin menyukai dirinya hanya seorang janda ini. Apalagi status ekonomi dirinya jauh berbeda dengan atasannya."Memang kamu lihat saya bercanda begitu?" Johan terdengar sedikit tersinggung karena Andini tak mempercayai ucapannya."Bukan begitu pak. Kita juga baru kenal. Lagi pul

Hari ini tepat masa iddah Andini berakhir. Bertepatan dengan ulang tahun Andin jugai. Johan ingin memberikan kejutan untuk wanita yang dicintainya itu. Sekaligus menagih jawaban atas pertanyaannya sebulan yang lalu.Bekerja sama dengan para karyawannya, mereka berhasil membawa Andini ke sebuah tempat. Andini sempat menolaknya. Namun beberapa temannya memaksanya untuk ikut."Kalian mau bawa aku kemana? Kenapa mesti tutup mata segala." Andini melayangkan protes saat salah satu temannya menutup matanya dengan sebuah kain hitam."Yang pastinya suprise untukmu Ndin.""Awas saja ya kalau kalian ngerjain aku."Terdengar tawa cekikian dari mereka. Andini menyadari jika hari ini dirinya berulang tahun. Namun dirinya tak menyangka jika teman - temannya akan memberikan kejutan kepada dirinya."Sudah nurut aja ndin. Dijamin senang deh."Andini pun hanya bisa pasrah saat mereka membawa dirinya entah pergi kemana. Yang pasti saat in dirinya sudah menaiki sebuah mobil. Hingga akhirnya Andini seperti

Iqbal tak menyangka jika penampilan Andini sudah banyak berubah. Andini jauh lebih berkelas dan tentunya semakin cantik. Apalagi wajahnya terlihat memancarkan kebahagiaan.Saat ini Andini sudah tak menjabat sebagai koki. Johan tak ingin calon istrinya kelelahan. Apalagi beberapa hari lagi mereka akan melangsungkan pernikahan.Andini hanya ditugaskan mengawasi para karyawannya dalam memasak. Johan melarangnya untuk bekerja. Sejujurnya Andini ingin menolaknya. Namun Andini tak bisa berbuat apa - apa karena Johan lah pemilik restoran ini."Andini..."Langkahnya terhenti saat mendengar suara yang tak asing di telinganya. Andini terkejut saat melihat mantan suaminya tiba - tiba mendatanginya."Mas Iqbal, ada apa kamu kemari.""Aku sudah menerima surat undanganmu."Sejenak Andini mengernyitkan keningnya. Pasalnya Iqbal tak ada dalam daftar orang yang diundangnya. Sengaja Andini melakukan hal itu karena tak ingin Iqbal nantinya membuat keributan di acara pernikahannya."Oh... itu. Syukurlah k

"Dokter bagaimana keadaan istri saya?""Bu Rima harus melakukan operasi secar. Mengingat jika usia kandungannya sudah menginjak 9 bulan lebih. Apalagi bayi yang akan dilahirkan memiliki berat di atas rata - rata.Mendengar hal itu seketika Iqbal terkejut. Bukankah usia kandungannya masih menginjak 7 bulan. Iqbal dibuat heran dengan situasi itu. Iqbal pun langsung bertanya kepada dokter itu."Maaf dokter bukankah usia kandungan istri saya masih 7 bulan?""Maaf pak. Tapi setelah saya periksa, memang usia kandungan Bu Rima sudah menginjak 9 bulan. Bahkan kehamilannya sudah melebihi usia normal. Maka dari itu bayi yang berada di dalam kandungannya harus segera di keluarkan.Ucapan dokter itu seketika memenuhi pikirannya. Apakah mungkin Rima sudah hamil sebelum dirinya berhubungan dengannya?"Bagaimana pak? Bu Rima harus segera di operasi." Lamunan Iqbal buyar saat dokter itu berbicara lagi."Lakukan yang terbaik untuk bayi dan ibunya dok.""Kalau begitu tolong tanda tangani surat persetuj

Brak!!!Rima terkejut saat melihat Iqbal membuka pintu kamarnya dengan keras. Iqbal berjalan masuk ke dalam dan langsung menjambak rambut istrinya itu."Mas apa yang kamu lakukan. Kenapa kamu menjambak rambutku.""Berani sekali kamu membohongiku Rima.""Maksud kamu apa mas. Aku gak ngerti.""Aku rela bercerai dari Andini hanya untuk bertanggung jawab atas bayi yang kamu kandung. Tapi rupanya semua ini hanya permainanmu saja."Rima seketika terdiam membisu saat mendengar ucapan Iqbal. Perasaan Rima tiba - tiba tak enak. Apakah mungkin Iqbal sudah tahu jika Mutiara bukan darah dagingnya."Mas kamu bicara apa? Aku gak ngerti." Rima pun berpura - pura bodoh. Tak mungkin Iqbal mengetahui rahasianya."Jangan pura - pura tak tahu kamu. Kamu pikir aku masih bisa kamu bodohi. Anak itu bukan darah dagingku kan? Kamu membohongiku Rima. KAMU MEMBOHONGIKU!'Teriakan Iqbal membuat Mutiara bangun dan menangis kencang. Rima membelalakkan matanya saat Iqbal mengatakan hal itu. Rima tak menyangka jika