“Kebenaran itu seperti air di sawah, mengalir pelan tapi pasti mencapai akar.” — Peribahasa Jawa, SidomulyoFajar menyingsing di Semarang, kabut tipis menyelimuti jalanan kota, lampu jalanan masih berkedip redup. Rendra Wijaya berjalan cepat di trotoar, kertas bukti korupsi di saku jaket lusuhnya terasa berat. Di, Mbak Sari, gue harus temukan dokumen itu, pikirnya, napasnya memburu, ingat konfrontasi malam tadi dengan ayahnya, Pak Wijaya. Bau bensin dari bus kota menyengat, suara pedagang pasar pagi mulai ramai.Rendra menuju kantor dinas pertanahan, bangunan tua dengan cat mengelupas di pusat kota. Bapak, loe gak bisa sembunyi lagi, pikirnya, matanya tajam meski hatinya masih bercampur. Dia ingat sawah Sidomulyo, tempat dia dan Ardi kecil tertawa main popokan, kini terancam pejabat. Di, gue taruhan semua buat loe, pikirnya, tangannya mengepal, luka di lengannya terasa perih.Di Sidomulyo, Sari Wulandari berdiri di lapangan desa, lampu minyak tanah diganti sinar fajar, warga masih berj
Last Updated : 2025-10-20 Read more