“Dilema itu seperti pematang sawah, licin dan susah melangkah.” — Peribahasa Jawa, Sidomulyo.Pagi di Sidomulyo berembun tipis. Sawah hijau membentang, burung pipit terbang rendah. Rendra Wijaya turun dari bus antarkota, jaket jeansnya berdebu. Gue balik ke desa, tapi hati gue masih di Semarang, pikirnya, langkahnya pelan menuju rumah.Di beranda, Pak Wijaya menunggu, wajahnya tegang. “Rendra, loe pulang? Demo loe selesai?” tanyanya dingin. Rendra menggeleng, matanya menantang. Pak, gue tahu loe terlibat kolusi, pikirnya, tapi dia diam, tak ingin ribut dulu.Rendra masuk rumah, bau kayu dan minyak tanah menyambut. Dia ingat Ardi, sahabatnya yang tersudut. Di, loe buronan sekarang? Gue harus cari loe, pikirnya, cemas. Suratnya ke Sari belum dibalas, hatinya gelisah.Di pasar, warga bisik-bisik soal Ardi. “Dia curi barang, polisi nyari!” kata pedagang sayur. Rendra mendengar, jantungannya kencang. Ini jebakan Pak Darm
Last Updated : 2025-10-09 Read more