“Mas,” elak Serayu lirih, mendorong tubuh Abra menjauh. Namun baru saja terlepas, Abra kembali menariknya, mencium Serayu seolah masih belum puas menuntaskan rindunya. Air mata Serayu jatuh tanpa bisa ditahan. Jujur, ia pun sangat merindukan lelaki ini.Abra perlahan melepaskan pagutannya. Keduanya masih memejamkan mata, kening saling bertaut. Saat akhirnya membuka mata, tangan Abra terulur menghapus jejak air di pipi Serayu.“Saya mencintai kamu, Rayu,” ucapnya pelan, membuat Serayu membeku. “No matter what happened. Just you are.”Serayu menggeleng pelan, tidak percaya. Cinta yang ia tahu telah layu bahkan sebelum sempat kembang. Ia menahan sesak di dadanya terlalu takut berharap, lalu mendorong tubuh Abra, menjauh sejauh mungkin pada ruangan sempit itu.“Jangan ngaur, Mas. Sebaiknya Mas Abra pergi—”Namun belum sempat langkahnya menjauh, Abra sudah menariknya kembali, memeluknya dari belakang.“Saya tahu kamu bingung dengan semua yang terjadi,” bisiknya dekat telinga Serayu. “Saya h
最終更新日 : 2025-10-30 続きを読む