“Gimana, Abra, enak nggak sup iganya?” suara Riani mengisi ruang makan.Serayu melirik suaminya yang menjawab singkat, “Enak,” sambil tetap makan.Senyum puas muncul di wajah sang mertua, senyum yang sudah sering Serayu lihat, tapi tak pernah terasa hangat.Abra merangkul bahu Serayu dengan santai. Sentuhan itu membuatnya kaku, bukan karena tidak nyaman, tapi karena ia tahu mata Riani sudah memperhatikan.Dan benar saja, tatapan tajam itu langsung menusuk, seolah menilai bahwa Serayu tak pantas berada di sana.“Ini masakan Aileen,” ucap Riani tiba-tiba.Nama itu menghantam Serayu lebih kuat daripada nada suara yang mengatakannya.Abra tersedak spontan, dan saat Serayu hendak memberinya air, Riani menepis tangannya seolah ia hanya gangguan. Sang mertua yang kemudian menyodorkan gelas pada Abra, membuat batas antara mereka semakin jelas, bahwa Serayu tetap orang luar.“Aileen mampir tadi. Sekarang dia pindah tugas ke sini,” lanjut Riani. “Tambah cantik, pintar, karirnya bagus… Harusnya
Last Updated : 2025-09-13 Read more