Lahat ng Kabanata ng Gairah Terlarang Suami Orang: Kabanata 31 - Kabanata 40

“Nyonya tapi di sini saya tidak bersalah, pria ini yang duluan merayu saya, Nyonya.” Kinan membela diri dia tidak mau tuduhan pria itu merugikan dirinya. Sampai-sampai dia tega memfitnahnya padahal Kinan sama sekali tidak bersalah dalam kasus ini. Sumita semakin marah dia menatap tajam ke arah Kinan setelah itu ia melayangkan tangannya lalu menampar Kinan untuk yang kedua kalinya. Dia merasa Kinan sudah sangat keterlaluan karena telah menuduh suaminya yang bukan-bukan, sudah jelas dia melihat Kinan mengancam suaminya dengan menodongkan pisau ke arah Darwin yang sedang berlutut dihadapannya. Plaakk… Kinan mengalami luka dibagian bibir bawah, sedikit berdarah dan memar. Kinan benar-benar sial hari ini dia menerima dua tamparan keras dari tangan sumita, ia memincingkan kedua mata setelah itu mengusap bibir yang berdarah. “Nyonya, kau salah besar.” Ucap Kinan dengan suara gemetat nan lirih, Kinan menatap dengan raut wajah penuh kesedihan. Air mata yang dia tahan akhirnya tumpah, Ki

Belum sempat Sean ke arah bawah ketukan pintu membuyarkan kegiatan mereka berdua, kedua mata mereka membulat saat ketukan itu terus berbunyi.“Tuan, pergilah.” Kinan dan Sean segera beranjak dari tempat tidur begitu pun Sean. Mereka langsung merapihkan diri, Kinan menghela napas panjang setelah melihat Sean pergi ke arah kamar mandi untuk bersembunyi, Kinanberanjak dari tempat tidur. Ia segera berjalan ke arah pintu sambil membuka kunci, seperti yang Sean arahkan Kinan harus menguncinya supaya tidak ada orang masuk sembarangan ke kamar miliknya termasuk Darwin. Dia harus berhati-hati kepada pria itu karena walau bagaimana pun, Darwin pria yang sangat berbahaya.Kreet! Pintu terbuka sedikit Kinan melihat ke arah Ratna yang sedang berdiri di depan pintu, ia memeluk dada menatap sinis. Sementara Sean dia sedang bersembunyi di kamar mandi, Kinan tersenyum saat Ratna menerobos masuk ke dalam kamar. Kinan menutup mata sambil menghela napas panjang, dia tidak tahu kalau Ratna akan masuk ke

Hari ini Kinan kembali beraktivitas seperti biasa, ia langsung menyediakan makanan untuk Ratna karena seperti apa yang Sean katakan. Dia harus memberi sarapan untuk orang tuanya, Kinan melihat Ratna tidak keluar dari kamarnya ia merasa sangat khawatir karena walau bagaimana pun Ratna adalah orang tua Sean.Tok… tok… “Nyonya, sarapanmu datang.” Ucap Kinan dari balik pintu.Ratna yang sedang duduk berselonjor di atas tempat tidur langsung menutup album kenangan miliknya. ”Siapa?” Tanya Ratna.“Nyonya, saya membawakan makanan untuk sarapan.” Ucap Kinan. “Masuklah.” Ratna kembali menjawab dan membiarkan Kinan masuk ke dalam kamar. Ia melihat Kinan membuka pintu lalu mendekatinya dengan posisi tangannya terlihat diperban.“Tanganmu kenapa?” Tanya Ratna pandangannya masih tertuju pada luka, Kinan langsung menyimpan makanan di atas meja kecil yang ada disebelah ranjang. Ia membawa sup hangat tidak lupa ia menambahkan susu dan air hangat untuk Ratna karena sebelumnya Sean memberitahu dia har

Akhirnya Sean tiba di pasar ia langsung keluar dari dalam mobil, semua orang yang di sana melihat ke arahnya, suasana sudah sore tidak ada lagi yang berbelanja hanya tinggal beberapa orang saja. Tempat parkir yang luas, Sean menatap ke setiap sudut, ia tidak melihat Kinan ada di sana.“Ke mana lagi aku mencarinya, sementara Kinan tidak mungkin di kenal banyak orang di sini.” Batin Sean mulai gelisah.Ia mulai berjalan ke arah seorang pria yang sedang berjaga di sana. Sean mencoba berkomunikasi siapa tahu dia menemukan bukti keberadaan Kinan.“Maaf, apa ada yang bisa saya bantu?” Tanya seorang pria menghampiri karena sejak tadi dia melihat Sean mondar-mandir di area parkir. Di saat Sean berniat masuk ke dalam pasar akan tetapi melihat beberapa ruko yang sudah mulai tutup ia mengurungkannya kembali. “Saya mencari seorang wanita,” ucap Sean.“Apa ada photonya?” Tanya pria itu.“Sialan! Aku tidak punya photo Kinan.” Batin Sean.

Kinan menangis ia tidak bisa berbuat apa-apa, kedua tangannya di rantai beserta kakinya. Ia bisa menerima beban masalah pada hidupnya akan tetapi untuk masalah ini sangat berbeda. Kinan tidak bisa menerimanya karena dirinya dipaksa di jual kepada pria hidung belang oleh mantan pacarnya sendiri.Pandangannya kosong kepalanya terasa berat dan pusing, Kinan pingsan dengan wajah terluka dan sembab akibat Gio menamparnya. Braak! Sean datang napasnya memburu ia melihat Kinan berada di atas ranjang dengan posisi sangat mengenaskan. Sean berlari ia langsung melihat kondisi Kinan, bagian kaki dan tangannya terluka, hatinya sangat sakit dan hancur. Setelah memeriksa seisi rumah Gio, akhirnya Sean bisa menemukan keberadaan Kinan di mana dia berada di kamar pojok bawah. Gio mengurungnya di sana, untung saja Sean bisa memukul para penjaga yang ada di rumah itu sehingga ia dengan bebas bisa masuk mencari keberadaan Kinan.“Kinan… aku datang untuk menyelamatkanmu.” Sean segera menghampiri Kinan yan