Lahat ng Kabanata ng Gairah Terlarang Suami Orang: Kabanata 51 - Kabanata 60

Pagi telah tiba… Kinan terbangun ia merasakan tubuhnya terasa berat dan benar saja tangan kekar Sean berada di tubuhnya. Pria itu terlihat sangat tampan sekali dengan kedua alis tebal, bibir tipis bagian atas dan yang bawah terlihat agak tebal. Rahangnya terlihat jelas, apalagi bahunya lebar, Kinan benar-benar tidak menyangka pria ini bisa dia luluhkan. Hatinya merasa tidak karuan saat menatapnya, padahal Sean cukup terkenal di internet dan dunia nyata. Hanya saja Kinan baru mengenalnya, ia tersenyum setelah itu perlahan ia langsung menyingkirkan tangan Sean dari tubuhnya. Ia menghela napas kemudian pergi untuk menyiapkan makanan untuk mereka sarapan, kebetulan pembantu panggilannya hari ini libur jadi Kinan bisa menyiapkan sarapan. Walaupun tidak terlalu ahli dalam hal memasak tapi Kinan berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk Sean. Pria itu sudah banyak mengeluarkan banyak uang untuknya, apalagi sebelum mereka kenal lebih dalam Sean memberikan uang yang jumlahnya sangat fant

Kinan terbelakak kaget saat tangannya di pegang oleh Jepri, ia langsung menariknya kemudian menelan saliva susah payah sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain dengan gestur tubuh gelisah. Sean tiba-tiba saja datang menghampiri mereka berdua membuatnya sangat kaget sekali.“Om, kau ada di sini!” Jepri berdiri kemudian ia memeluk sambil menepuk pundak Sean.“Kenapa Jepri mengenalnya.” Batin Kinan dengan raut wajah gelisah akan tetapi ia berusaha tetap tenang. “Om tidak sengaja melihatmu, jadi langsung saja menghampirimu. Oh iya, maaf kalau om mengganggu kalian berdua, kalau begitu lanjutkan saja acaramu, eemm… siapa wanita ini?” Tanya Sean ia menunjuk ke arah Kinan yang sedang duduk diam mengalihkan pandangannya ke arah lain. “Oh iya, perkenalkan dia Kinan.”“Sahabat, Jepri!” Ucap Kinan ia menyela percakapan Jepri terhadap Sean sambil mengulurkan tangannya. Sean tersenyum kecil kemudian ia membalas uluran tangan Kinan menatap dengan seksama membuat Kinan merasa kehilangan kendali

Kinan masuk ke dalam ruangan pesta dia terlihat sangat cantik sekali. Gaun berwarna merah cerah dengan bahan berkilau atau berpayet di seluruh bagiannya. Dengan potongan ketat di bagian atas dan rok panjang yang memiliki belahan tinggi di sisi kanan. Kinan melengkapi penampilannya dengan sarung tangan panjang berwarna hitam dan kalung choker hitam melingkar di bagian leher jenjangnya. Bibirnya yang merah merona terlihat sangat cantik, tidak lupa rambut panjang sengaja Kinan urai lurus dengan poni yang terlihat cantik sekali di bagian keningnya. Kinan mengedarkan pandangannya ia mencari temannya Rara, akan tetapi dia tidak melihat Rara ada di sana. Kemungkinan besar dia masih berada dalam perjalanan, Kinan juga belum melihat Jepri. Di saat Kinan melangkah maju untuk mengambil satu gelas minuman tidak di sengaja seseorang menumpahkan minuman kepadanya. Sampai gaun yang Kinan pakai basah dan kotor, ia berdecak kesal akan tetapi Kinan memakluminya karena me

Tiba-tiba, Jepri datang menghampiri Sean dan Kinan yang sedang duduk berdua. Jepri duduk di sebelah Kinan kemudian ia meraih gelas yang sudah berisi minuman.“Acara sudah selesai, Kinan aku antar kamu pulang.” Ucap Jepri.“Ahhh.. tidak usah, aku mau pulang bareng Rara,” Kinan menolak kemudian ia menoleh ke arah Sean yang sedang memutar-mutar gelas berisi air anggur merah. Ia mendengarkan dengan seksama, Kinan tidak bisa berkutik karena di hadapannya ada Sean yang terlihat sangat kesal.“Kinan, aku mohon. Di malam ulang tahunku aku mau berduaan denganmu,” Jepri memohon.Sean yang mendengar langsung menaruh gelas kemudian batuk kecil lalu berdiri sambil merapihkan kameja formalnya.“Sepertinya aku harus pergi.” Ucap Sean berlalu meninggalkan mereka berdua.“Tapi…”“Tidak ada tapi-tapian, aku mohon kepadamu.” Jepri memohon. Tidak ada pilihan lain lagi selain menyetujui keinginan Jepri untuk yang pertama kali, mungkin Kinan akan mengarahkan ke jalan rumahnya supaya Jepri tidak mengetahui

Satu minggu telah berlalu, Sean kembali ke rumahnya setelah meninggalkan Violla. Walau bagaimana pun ia harus pulang ke rumah karena Ratna terus menyuruhnya untuk segera pulang ke rumah. “Dari mana saja kamu selama ini?” Tanya Violla menatap dengan tatapan tajam. Sean yang baru saja membuka pintu kamar langsung mengabaikan Violla. “Sean! Apa kamu tidak mendengarku? Dari mana saja kamu selama dua minggu ini? Aku bertanya kepadamu!” Violla mulai meninggikan suaranya. Ia segera menuruni ranjang lalu mengejar Sean yang pergi ke arah ruang pakaian. Bahkan Sean tidak menghiraukan ocehan dari Violla karena baginya dia sudah menceraikannya.“Untuk apa kamu berada di rumahku? Bukannya kita sudah bercerai?” Tanya Balik Sean enggan menoleh ke arahnya. Sean hanya berdiam diri membelakanginya membuat Kinan sangat geram atas tingkah laku Sean. “Aku tidak mau bercerai denganmu, aku masih mencintaimu.” Violla menangis ia memeluk tubuh Sean dari arah belakang memeluknya dengan sangat erat membuat S