Gairah Terlarang Suami Orang의 모든 챕터: 챕터 11 - 챕터 20

Violla memincingkan kedua matanya Sean pindah tempat duduk ke atas tempat tidur, Violla tidak mau suaminya berubah. “Kenapa kamu berubah? Siapa yang membuatmu seperti ini! Biasanya kamu selalu memanjakanku tapi sekarang. Kau terlihat sangat jahat, kau melukaiku.” Violla memarahinya dengan kedua tangan ia kepalkan.Namun, sayang sekali Sean tidak menggubris ocehan dari mulut Violla, dia bahkan tidak mau mendengar atau melihat ke arahnya. Baginya sudah cukup sabar selama 5 tahun ini dia selalu mengalah membuat Sean kesal dan marah.“Stop! Kau selalu menyalahkanku kau yang memulai, untuk apa kamu pergi malam-malam begini! Meninggalkan suami yang sedang ingin bercinta. Kau hanya memikirkan dirimu saja.” Sean beranjak dari tempat duduknya kemudian ia pergi ke luar kamar. Violla terbelakak kaget karena baru sekarang dia melihat Sean bertingkah seperti ini, di mana manis dan lembutnya Sean untuk Violla seketika hilang. Di mana pria yang menuruti semua

Seketika Kinan terdiam dia tidak mengerti apa maksud dari perkataan pria itu, tapi yang jelas saat ini dia tidak mau membahasnya lagi. Karena Kinan merasa keadaan hati Sean sedang tidak baik-baik saja.“Duduklah.” Titah Sean menepuk kursi kayu tanda ia mengajak Kinan untuk segera duduk di sebelahnya.Kinan pun langsung duduk setelah itu dia diam membisu. Kedua matanya memperhatikan gelombang ombak yang terus menerjang air laut. Hembusan angin menerpa wajah mereka berdua, terjangan angin itu terasa sangat dingin.“Kinan, saya harap kamu bisa membantuku.” Ucapnya.“Membantumu?” Tanya Kinan mengulangi dengan menatap wajahnya.“Sesuai yang saya janjikan, kau harus berjanji kepadaku untuk tidak memberitahu Violla.” Ucap Sean menundukan wajah ke bawah, terlihat pria itu mengeluarkan secarik kertas dan mengasongkan kepadanya.“Apa ini, Tuan?” Seketika kedua mata Kinan membulat tangannya bergetar hebat saat Sean memberikan cek senilai 10

Kinan menggelengkan kepala, ia tidak mau menjadi selingkuhan suami orang lain, apalagi dia baru saja di bantu oleh istrinya.“Tidak, saya tidak mau! Kau sudah gila!” Ucapnya menghindar. Akan tetapi Sean berhasil meraih Kinan yang saat ini berjalan mundur sambil menggelengkan kepala.“Suatu saat kau tidak akan pernah menolakku, Kinan. Saya pertegas lagi, kau masih punya hutang kepada saya. Saya ingin melakukannya denganmu malam ini juga.” Sean bersikeras dia tidak bisa melawan hasratnya yang sudah tinggi ada dalam benaknya.Obat yang Sean minum mulai bereaksi, seperti inilah rasanya meminum obat perangsang, Sean tidak bisa menghindar. Ia tahu apa yang akan Violla lakukan yaitu menyiksanya dengan cara mencampur minumannya dengan obat perangsang sementara Violla sendiri kabur. Wanita itu ingin menyiksa Sean, malam ini kalau sampai tidak tersalurkan hasratnya Sean bisa-bisa mati konyol. Kedua mata Sean mulai memerah karena sejak tadi ia menyeimbangkan pikirannya supaya dirinya tidak lang

“Kinan, apa kalian sedang bersama?” Violla bertanya dalam sambungan telephone. Kinan diam membisu ia menoleh ke arah Sean yang masih tertidur pulas, hatinya merasa sangat gugup sekali. “Aahh… ia Nyonya, Tuan meminta saya mengirimkan kopi ke kamarnya.” Jawab Kinan berbohong. Ia tidak tahu harus menjawab apa yang jelas saat ini dirinya sedang panik. “Hmm… baiklah. Kasih tahu kepadanya bahwa saya akan segera tiba di rumah.” Ucap Violla.“Baik, Nyonya.” Deg!Kinan yang masih memakai handuk melingkari tubuhnya seketika terdiam saat ia mendengar bahwa Violla akan segera pulang ke rumah.“Tuan! Bagunlah! Tuan.” Kinan mengguncangkan tubuh kekar Sean yang masih tertidur pulas. Hati kecilnya ia akan ketahuan oleh Violla karena sampai saat ini Sean belum membuka mata.“Tuan, tolong bangunlah. Istrimu sebentar lagi datang.” Ucap Kinan kembali mengguncangkan tubuh besar Sean.Rasa panik dan was-was semua jadi satu, ia tidak mau mereka berdua ketahuan. Setelah semalaman keduanya berbuat hubunga

“Tidak. Lupakan saja.” Ucapnya.Sean kembali dengan kegiatannya memakan roti bakar, Kinan hanya diam membisu membuat selera makan hilang. Kinan memutuskan untuk pergi ke kamar untuk menenangkan diri, sepintas rasa sakit luka lamanya kembali mencuat membuat Kinan kehilangan napsu makan. Ia berjalan meninggalkan Sean, pria itu terus memanggilnya akan tetapi Kinan tidak menggubris sama sekali. Air mata yang berlinang mulai berjatuhan, ia tidak kuasa menahan rasa sedih yang ada dalam benaknya. “Apa aku tega berkhianat kenapa Nyonya Violla, tapi di sisi lain aku sangat membutuhkan uang itu. Awalnya aku pikir pria yang aku temui belum memiliki istri, tapi pada kenyataannya dia sudah menikah. Ya tuhan! Aku bingung harus berbuat apa, menjauhinya pun saya tidak bisa karena sudah terikat perjanjian.” Batin Kinan ia menangis sejadi-jadinya meluapkan kesedihan yang selama ini dia pendam.Drrrtt…. Ponsel miliknya berdering tepat di atas ranjang tem