Mengesampingkan perkataan Niel, yang aku butuhkan sekarang adalah menata pikiranku.Setelah mengemasi barang bawaanku, aku meninggalkan rumah tempat aku tinggal selama lebih dari sepuluh tahun.Kemudian, naik pesawat ke Kota Selatan.Saat naik pesawat, aku melihat sosok yang familier. Ketika menyadari aku mengenalinya, orang itu tidak lagi menyembunyikan identitasnya dan melepas kacamata hitamnya."Kamu membuntutiku?"Niel melengkungkan bibirnya dan berkata, "Aku juga ingin jalan-jalan ke Kota Selatan."Aku hanya tersenyum dan tidak membongkar Niel.Saat berjalan berdampingan, tangan kami terus bersentuhan. Terakhir, kami berdua pun berpegangan tangan.Aku hanya ingin kenyamanan, tidak meminta yang lain.Setelah naik pesawat, sesuai dugaan, Niel dan aku duduk bersama.Mulanya, aku kira aku tidak akan bisa tidur karena terbebani oleh tekanan berat.Tak disangka, saat aku terbangun, aku sudah bersandar di bahu Niel."Maaf, tidurku terlalu nyenyak."Niel menggelengkan kepalanya, tetapi ti
Read more