Esther memekik kala ia didorong, dan punggungnya dibenturkan ke dinding dengan cukup keras. Ia meringis, terbatuk-batuk. “Dari mana saja kau?” Esther mengenali itu sebagai suara Erland. “Lepaskan aku, Erland. Kau ingin membunuhku?” Esther menjatuhkan tas di tangan, dan berusaha menarik pergelangan tangan Erland supaya pria itu melepaskannya. Tetapi, Esther merasa cengkeraman pria itu semakin kuat. “Aku tanya dari mana saja, jawab!” Erland mengeram marah. Samar-samar Esther melihat kemarahan di wajah Erland. Kini tangannya tak lagi memegangi tangan Erland. Melainkan meraba dinding, mencoba mencari letak saklar lampu. “Ingat kesepakatan kita, Erland. Jika kau melakukan kekerasan, maka aku berhak menuntut perceraian!” ucap Esther dengan susah. Mendengar itu, Erland segera melepaskan cengkeraman tangannya dari leher istri pertamanya lalu menjauh dari wanita itu. Di saat yang bersamaan, Esther berhasil menekan saklar lampu dan menekannya. Kini terlihat jelas kemarahan di waja
Last Updated : 2025-11-12 Read more