Tatapan Arash begitu dalam, menembus diam di antara mereka. Alana terpaku, matanya tak lepas dari wajah tampan itu. Ada sesuatu di sana — campuran marah, dan rasa yang tidak bisa di jelaskan sedang menekan dadanya tanpa kata. Entah sadar atau tidak, tangan Arash perlahan terangkat, jemarinya menyentuh lembut rahang Alana. Gerakan itu membuat waktu seolah melambat. Alana tak bergerak entah karena terkejut, atau karena ada bagian dari dirinya yang memang tak ingin menghindar. Wajah Arash semakin mendekat, cukup dekat hingga Alana bisa merasakan hangat hembusan napasnya. Degup jantungnya berpacu, membaur dengan sunyi yang kental di antara mereka. "Alana…" suaranya lirih, nyaris berbisik. "Can I?" Alana tidak mengangguk, tapi juga tidak menolak. Dalam diam itu, Arash menangkap isyarat yang hanya bisa dibaca lewat tatapan mata. Ia mendekat — perlahan, seolah takut keheningan di antara mereka akan pecah. Hingga akhirnya jarak itu menghilang, dan dunia di sekitar seakan berhenti
Terakhir Diperbarui : 2025-10-21 Baca selengkapnya