Semua Bab Dibuang Keluarga, Dinikahi CEO Kaya: Bab 31 - Bab 40

Keadaan berbanding terbalik diluar ruangan. Alana memeluk erat dokumen yang tadi sudah ia tandatangani. "Arash... makasih banyak udah nolongin aku sejauh ini. Kalau bukan bantuan dari kamu, aku gak yakin bisa ambil alih bisnis ibuku." Arash yang berjalan bersisian dengan gadis itu mengulas senyum tipis. "Kalau aku sudah berjanji, pasti akan ku tepati. Tapi bantuan ku ini tidak gratis." Ya, Alana tahu itu. Dari awal Arash sudah bicara begitu, tapi sampai detik ini ia sendiri tidak tahu harus memberikan apa pada pria tersebut. Arash juga belum menyebutkan imbalan yang diinginkannya. Alana memberanikan diri bertanya pelan, "Jadi... apa yang kamu mau sebagai gantinya?" Arash tak langsung menjawab, ia memasukkan satu tangannya ke saku celana sedangkan tangan lainnya meraih jemari Alana untuk digenggamnya. "Mulai hari ini, kamu bukan hanya pemilik bisnis ibumu…"Arash tersenyum samar."Tapi juga bagian dari rencanaku. Kamu akan tinggal di bawah pengawasanku, ikut denganku ke mana p

Disisi lain, disebuah rumah megah, ketiga orang terlihat sangat panik. Kesal, campuran antara rasa marah dan takut. "Kenapa uang di rekening bisa sampai habis begini? Apa saja yang kalian beli?!" Kepala Suryo pening, sejak semalam rekan bisnisnya sibuk menagih hutang. Jumlahnya juga tidak sedikit, ini semua gara-gara Dewi dan anaknya yang selalu foya-foya, membuat tabungannya habis! "Mas, biasanya juga gak masalah kami belanja. Ini juga udah dikurang-kurangin, kebutuhan kita memang banyak!" "Kamu pikir aku bodoh? Selama ini aku yang membayar semua pekerja dirumah ini, bahkan Alana sudah lama tidak kuberikan nafkah! Ini semua karena kalian yang boros, setiap hari ada saja yang dibeli! Sekarang aku jatuh miskin, semua orang menagih hutang!" Bella panik mendengarnya, ia tidak mau merasakan kesusahan lagi seperti saat dulu ibunya menjadi janda. Dewi yang sejak tadi duduk diam di sofa akhirnya ikut terpancing emosinya, suaranya terdengar gemetar menahan amarah. "Mas, ja

"Tu-tunggu dulu!" Arash menepis kasar tangan Bella yang sudah lancang menyentuh lengannya. "Jaga batasan mu! Pergi dari sini sekarang juga atau ku suruh security menyeret mu!" Ancam Arash tak main-main, matanya menatap tajam gadis tersebut. "Kenapa kalian jahat banget? Aku kan gak minta duit kalian, aku cuma mau numpang tinggal!" "Cukup! Alana tidak ada hubungan lagi denganmu atau orangtuamu! Tidak tahu malu, saat susah baru ingat kalau Alana adalah keluarga!" Arash membawa Alana masuk, dan pintu langsung otomatis tertutup meninggalkan Bella sendirian diluar. "Sialan! Kalau aku gak bisa bahagia, jangan harap kamu bahagia, Lan! Kamu harus menderita juga!" Murka Bella, gadis itu berteriak seperti orang gila, tapi tak lama kemudian tubuhnya diseret oleh dua security. "Lepas! Punya hak apa kalian sampai berani menyentuhku?! Pacarku itu orang kaya, habis kalian nanti!" Dua security tersebut menanggapinya dengan tertawa keras, mereka menatap Bella remeh. "Siapa? Memangnya kamu ma

Arash membuka pintu balkon, lalu mengambil ponsel di saku celana menghubungi seseorang. "Suryo sudah tahu siapa diriku. Setelah ini kita bisa terang-terangan menyerangnya." Segelas wine ditangan kanannya menemani Arash malam ini. Matanya menatap jauh pemandangan kota yang berkelap-kelip dari gedung-gedung pencakar langit lainnya.[Saya sudah menemukan pria tua yang cocok untuk putri angkat Suryo. Malam besok mereka akan bertemu. Apa perintah selanjutnya, tuan?] "Tutup semua akses yang berpotensi menolongnya. Untuk semua bukti, apa sudah siap? Kirim berkasnya ke pengadilan. Dia dan istrinya harus mendekam dipenjara secepatnya." Sudah cukup bertahun-tahun ini Suryo dan Dewi menikmati kehidupan dengan damai, bahkan mereka tidak ada rasa bersalah sama sekali sudah membunuh seseorang! [Baik, tuan]"Arash..." Mendengar suara lirih dari belakang, Arash langsung mengakhiri panggilannya. Ia membalikkan tubuhnya, dan tak jauh dari sana Alana berdiri. "Kenapa bangun?" Gadis itu berjalan

"Aku pikir papa bakal nikah beneran." Celetuk Hans, sembari memainkan ponselnya. "Kalau pun mau nikah lagi, papa lebih memilih janda kaya raya. Gadis manja sepertinya bisa apa selain menyusahkan? Suryo saja yang bodoh mau menghidupi anak sambungnya itu, sampai menelantarkan anak kandung sendiri." Hans merasa tertarik dengan cerita ayahnya tersebut, "Papa kenal anaknya?" Ia penasaran apa sifatnya akan sama seperti Bella? Angkuh juga? "Tidak. Tapi yang papa tahu, sekarang dia menjalin hubungan dengan Arash. Mungkin Arash yang menolongnya saat dia akan dijual oleh Suryo dulu." Hans menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar cerita tersebut, kenapa ada ayah yang begitu kejam? "Pantas bangkrut." Setelah membayar bill, Anton dan anaknya keluar dari restaurant. Tapi saat sampai didepan, sebuah mobil sudah menunggu. "Tuan, Arash?" Kaca mobil diturunkan, wajah tampan Arash langsung terlihat. "Bagaimana?" "Semua sesuai rencana. Anaknya kabur duluan, aku tidak tahu kemana. Soal... ker