Sampai di depan pintu rumah kediaman keluarga Wijaya Nara mengetuk pintu. Merasa tidak lagi tinggal dirumah itu, dia tak bernai langsung masuk seenaknya. Namun saat pintu terbuka, nampak keterkejutan di wajah cantiknya. "Tante Ratih masih di sini?" tanyanya begitu melihat siapa yang membukakan pintu. "Iya. Sekarang Om kamu bantu urus perusahaan. Nggak tega juga lihat papamu sendirian," jawab Ratih. Dengan jari telunjuk dia mengelus pipi Dianisa yang tertidur lelap digendongan pengasuhnya. "Makin cantik ya,....." katanya gemas. "Lalu Raka sama siapa, Te?" tanya Nara yang entah kenapa tiba-tiba penasaran. "Ada yang jaga," "Gak kasihan Te, ditinggal sama orang lain?" "Bukan orang lain, masih saudara juga. Ya...lihat situasinya dulu. Kalau perlu dibawa kesini, biar sekalian urus pindah sekolah." Mendengar jawaban Ratih, membuat Nara teringat ucapan mamanya tadi pagi. "Ayo masuk! Papamu di dalam kamar. Dia pasti senang melihat datang. Sejak kalian pergi, papamu murung
Terakhir Diperbarui : 2025-11-25 Baca selengkapnya