Semua Bab Kasih Lembayung (Aku Akan Bertahan Semampuku): Bab 21 - Bab 30

“Mas... tolong cubit aku. Aku ingin bangun dari mimpi ini. Bagaimana mungkin tiba-tiba Abi Ilyas menjadi ayah kandungku,” isak Kasih dalam pelukan suaminya. Tubuhnya bergetar, jiwanya terguncang hebat setelah mendengar pengakuan mengejutkan dari telepon yang tersambung antara ibunya, Sekar, dan pria yang selama ini ia kenal sebagai ayah mertuanya, Ilyas. Kenyataan ini terasa begitu absurd dan menyakitkan, seolah takdir sedang memainkan lelucon kejam. Faiq hanya bisa menarik napas panjang. Ia mengusap punggung istrinya perlahan, mencoba merangkai kata yang sekiranya tepat untuk menenangkan hati Kasih. “Mas sendiri enggak tahu harus bagaimana, Sayang. Semua ini begitu mendadak,” ujarnya pelan. Dia pun sama terkejutnya. Mengetahui bahwa ibu mertua dan ayah kandung istri keduanya memiliki masa lalu. Kedua istrinya adalah kakak beradik, merupakan kejutan yang tak pernah diduga. “Mas, apakah nanti kau akan meninggalkan aku dan Mbak Zahra?” tany

"Kasih Lembayung ..." gumam Ilyas mengarah ke Sekar."Iya, aku memberi nama Lembayung. Untuk mengingatkan diriku supaya berpikir seribu kali, saat dirayu seorang pria yang terlihat baik dan rupawan. Cukup sekali, hatiku sakit oleh seorang pria yang tinggal di komplek Lembayung blok C nomer 12."Ilyas menatap nanar wajah mantan istri kedua, yang masih terlihat cantik. Kenapa, Ilyas langsung bisa teringat dengan Sekar, saat melihat pesan yang dikirim oleh nomer tak dikenalnya tadi siang. Karena Lembayung C 12 adalah alamat rumah yang Ilyas sewa selama mengerjakan. Keluarga Sekar tinggal tak jauh dari lokasi proyek. Di perumahan Lembayung blok C nomer 12. Sekar diboyong sebagai istri Ilyas. Namun, pernikahan yang baru berjalan empat bulan itu, harus berakhir karena kedatangan orangtua Ilyas yang mengatakan kebenaran, bahwa pria yang menikahi Sekar bukanlah bujangan melainkan seorang suami dan ayah dari dari dua orang anak."Sekal

Abi akan menemui Zahra di Nganjuk hari Senin pagi.” Suara Ilyas terdengar berat saat ia mengakhiri telepon singkatnya. Faiq yang duduk di seberang juga meletakkan ponselnya di meja, wajah keduanya nampak serius. “Bagaimana rencana Abi untuk menyampaikan ini semua?” “Ya, Abi harus berkata jujur mengenai keberadaan Kasih, juga masalalu Abi yang pernah menduakan uminya Zahra. Mungkin Zahra akan terpukul, mengetahui kenyataan ini. Namun, sudah menjadi jalannya semuanya harus terungkap, Faiq.” Ilyas menatap Faiq dengan mata yang berkaca-kaca.***Rcr___Ahad sore, rombongan meninggalkan hotel dengan suasana hati yang bercampur. Di mobil, Kasih duduk di samping Sekar, sementara Faiq mengemudi dengan Ilyas di kursi depan. Sepanjang perjalanan menuju Pare, Kasih tampak lebih banyak diam, ucapan suami dan abinya membuatnya banyak berpikir. Pernikahan poligami yang sudah dijalani selama lima bulan ini, ternyata tidak seperti yang ia bayangkan.Walaupun tadi sempat terharu, namun jika berada

"Abi enggak mau ada keributan di sini, Zahra. Kau sudah tahu watak umimu seperti apa, kan? Bukan bermaksud menghindar. Tetapi, Abi dan Faiq akan mencari tempat yang tenang untuk kita duduk bersama membicarakan masalah kalian. Abi dan Faiq pergi dulu, sebelum umimu datang. Kamu boleh mengatakan secara perlahan alasan Abi harus ke Surabaya kemarin.""Baik, Abi...."Ilyas menatap ke arah Faiq. "Ayo, Faiq temani Abi mencari tempat yang tenang untuk kita membicarakan masalah kalian. Nanti kita kirim alamatnya ke Zahra, supaya bibimu Aini, Abah dan adikmu menyusul ke sana. Abi enggak mau ada kekacauan di sini."Faiq mengangguk patuh, memang tak layak apabila rahasia keluarga bibinya diketahui orang di sini. Sudah benar, yang dilakukan oleh mertua lelakinya itu, yakni menjaga marwah putri sulungnya sebagai pengajar di sekolah Mutiara.▪︎•▪︎Amarah bercampur kecewa, membuat wajah Aini memerah, dipandangnya wajah Zahra yang begitu tenang meny

Faiq menghentikan mobil di depan sebuah restoran yang memiliki halaman luas. Sore ini, Aini meminta dipertemukan dengan keluarga kecilnya juga Sekar, ibu Kasih.Di bangku belakang ada Sekar yang memeluk Umar di pangkuannya. Kasih duduk di samping ibunya, terlihat gelisah. Bagaimana pun ini, pertemuan pertama antara ia dan Zahra. Apalagi setelah terkuak jati dirinya, bagaimana ia akan berhadapan dengan dua wanita yang akan datang bersama ayah kandungnya itu. "Ayo kita turun, Bu ...." ajak Faiq begitu pintu belakang ia buka. Pria itu, segera mengambil Umar yang tertidur di pangkuan utinya.Mereka bertiga masuk ke dalam rumah makan tersebut, dua orang pria muda memakai seragam batik mempersilakan ke tempat Faiq memboking tempat untuk makan mereka. Ada sekitar dua puluh gazebo yang berada di kiri-kanan aula dengan panggung yang berada di samping gerbang masuk tadi."Silakan, mau langsung memesan makanan atau masih menunggu keluarga yang lain?" tanya