Sean datang lagi?"Kenapa harus sekarang?" aku menjerit dalam hati, panik dan kalang kabut. Mataku menyapu seisi ruangan, mencari tempat bersembunyi, tapi tak ada satu pun yang cukup aman.Sam menatapku bingung dari balik meja. “Audrey, kau kenapa?”“Ada—ada sesuatu,” gumamku cepat, tak sempat menjelaskan. Langkah sepatu terdengar mendekat di koridor, mantap dan tenang. Itu benar-benar ciri khas Sean. Aku bisa melihat kepalanya celingukan ke dalam ruanganku. Tapi karena tak melihat siapa pun, dia berbalik ke ruangan Sam.Tanpa pikir panjang, aku langsung berjongkok dan meluncur masuk ke kolong meja Sam. Nyaris tersandung kabel komputer, tapi berhasil menahan napas saat pintu terbuka.“Ayah!” suara Sean terdengar santai, melangkah cepat mendekat. “Semua orang sudah pulang?”Sam yang sempat membuka mulut untuk menegurku, terpaksa menutupnya lagi dan berdeham pelan. “Seperti yang kau lihat,” jawabnya datar.Sean menoleh ke sekeliling ruangan, matanya menyapu meja, sofa, hingga rak buku
Terakhir Diperbarui : 2025-10-14 Baca selengkapnya