Tanganku masih menggenggam pergelangan tangannya erat, lebih erat dari yang seharusnya. Aku bisa merasakan detak nadinya di bawah kulit itu, tenang, kontras dengan jantungku yang berdentum kencang. Sam tak langsung melepaskan tatapannya. Sorot matanya menelisik wajahku, seolah mencari alasan kenapa aku menghentikannya. “Ada yang ingin kau katakan?” suaranya rendah menggelitik, membuat bulu kudukku meremang. Aku membuka mulut, ingin kuucapkan terima kasih, atau mungkin sekadar menahannya lebih lama di sini. Namun yang keluar hanyalah helaan napas tak tentu. Sam sedikit mendekat, jarak kami kini tak lebih dari satu lengan. Wangi tubuhnya memenuhi inderaku, membuatku semakin sulit bernapas dengan normal. “Kalau kau tetap diam, aku akan menganggap ini… sesuatu yang lain,” ujarnya pelan, nada suaranya samar antara gurauan dan peringatan. Aku refleks melepaskan genggamanku, namun dia justru menahan jemariku sekejap. Hanya sesaat, tapi cukup membuatku kehilangan arah. “Kau baik-baik
Terakhir Diperbarui : 2025-09-23 Baca selengkapnya