Felicity berlari melalui koridor perpustakaan tak berujung, napasnya tersengal-sengal dan jantungnya berdebar kencang bagai drum perang di dalam dadanya. Setiap belokan membawanya ke jalan buntu yang sama, setiap pintu yang dicoba terkunci rapat dengan sendirinya, seolah seluruh alam mimpi ini hidup untuk menjebaknya. Bayangan The Grey Gentleman selalu mengikutinya, muncul dari sudut-sudut gelap dengan senyum tipis yang mengganggu, seperti kucing yang bermain-main dengan tikus sebelum menerkam."Lari sepuasmu, Felicity," bisiknya dari balik tumpukan buku yang bergoyang, suaranya seperti angin yang menusuk tulang. "Tapi kita berdua tahu bagaimana ini akan berakhir."Felicity merasakan kepanikan mulai menjalar dalam dirinya. Ini bukan lagi sekadar mimpi, setiap detailnya terlalu nyata. Dinginnya lantai kaca yang merambat melalui sepatunya, bau tua buku-buku yang berdebu, dan yang paling mengerikan, perasaan bahwa dia sedang diawasi, dikuntit, dimiliki.Dia b
Last Updated : 2025-11-07 Read more