Langit malam kembali dipenuhi asap, sirene kota meraung tanpa henti, helikopter patroli berputar-putar di atas gedung, spotlight menyorot jalanan kosong, dan di bawah semua kekacauan itu Arka berdiri di atap gedung tua yang dijadikan titik pengintaian, tubuhnya berlumuran darah kering dari pertempuran sebelumnya namun matanya tetap menyalakan api, di sampingnya Jendra menyalakan perangkat komunikasi darurat yang menampilkan data segar—titik merah di peta bertambah cepat, tanda bahwa Malam Panen tidak berhenti meski villa utama hancur, malah menyebar ke titik lain, targetnya pasar malam, terminal, bahkan rumah sakit; Arka mengepalkan tangan, “Mereka sengaja memukul tempat-tempat rakyat sipil, biar semua media memutar wajah palsu kita sebagai biang kerok,” suaranya rendah namun tajam, Jendra mengangguk, “Kalau kita tidak segera hentikan, esok pagi nama kita resmi dicap teroris.” Arka menoleh ke jalanan, mobil-mobil terbakar, warga sipil berlari bersembunyi, tangis anak-anak bercampur
Last Updated : 2025-10-01 Read more