Pagi itu, sinar matahari menyelinap lembut melalui jendela dapur, menerangi wajah cerah Nina yang sedang duduk di kursi makan kecilnya. Gea dengan cekatan mengaduk nasi dan menyiapkan lauk sederhana namun penuh cinta—telur dadar dengan sayur segar. Aroma harum masakan mengisi ruangan, menciptakan kehangatan yang menyelimuti pagi mereka.“Makasih, Ma,” kata Nina dengan senyum sumringah, matanya berbinar penuh semangat yang berbeda dari biasanya. Gea tersenyum hangat, menatap putrinya yang mulai menunjukkan kemandirian.“Iya sayang, mau mama suapin atau makan sendiri?” tanya Gea sambil menaruh piring di depan Nina, suaranya lembut penuh perhatian.Nina menggeleng cepat, “Nina kan sudah besal, jadi makan sendilii aja, Ma,” jawabnya ceria, seolah ingin membuktikan bahwa dia mampu melakukan semuanya tanpa bantuan.Gea mengelus perlahan surai panjang Nina, merasakan kehangatan yang mengalir di antara mereka. “Nina memang pintar,” puji Gea dengan nada bangga yang tak bisa disembunyikan, mata
Terakhir Diperbarui : 2025-10-16 Baca selengkapnya