"Ya ampun, untuk apa sih Mas Aris ke sini," bisik Gea, suaranya tercekat dan nyaris tak terdengar. Ia langsung menyambar tasnya, gerakan yang kikuk dan tergesa-gesa. "Apa dia benar-benar akan terus seperti ini," tambahnya, memejamkan mata sejenak, tampak sangat lelah bukan hanya secara fisik, tapi batinnya terasa terkikis habis oleh tuntutan suaminya yang tak pernah mau bekerja, yang hanya mau hidup dari belas kasihan dan, yang paling menyakitkan, dari keringatnya.Saat Gea nyaris berlari keluar dari area kantornya, atmosfer ruangan yang tadinya sibuk berbisik-bisik mendadak sunyi. Langkah tergesa-gesa Gea menarik seluruh perhatian. Kepala-kepala di bilik kerja (cubicle) mendongak serempak, mata-mata mereka seperti proyektor yang menyorot tajam ke arah Gea."Bu Gea mau ke mana, ya? Kok kaya panik gitu?" bisik seorang staf, matanya mengikuti punggung Gea yang menghilang di balik pintu kaca."Entahlah. Sepertinya ada urusan penting di luar," timpal yang lain, namun nada suaranya dipenu
최신 업데이트 : 2025-11-09 더 보기