Gea menggenggam erat surat cerai yang terasa dingin dan kaku di tangannya—selembar kertas sah yang meresmikan kehancuran, sekaligus awal dari kemerdekaannya. Namun, tidak ada euforia yang terasa. Yang ada hanyalah sebuah lubang menganga, kekhawatiran yang menumpuk, dan rasa bersalah yang menggerogoti. Semua ini karena Nina, putrinya."Nina sudah banyak berubah saat ini, setelah beberapa hari di rumah Mas Aris," Gea bersuara, suaranya tercekat dan terasa sangat lirih, hampir seperti bisikan pada angin. Matanya menatap lurus pada fasad rumah Aris.Jonathan, dengan sikapnya yang selalu tenang dan membumi, mematikan mesin mobil. Keheningan singkat menyelimuti kabin, hanya diisi oleh suara nafas tertahan Gea. Ia menoleh, menatap Gea dengan sorot mata yang penuh pengertian, namun juga analitis."Perubahan drastis seperti itu tidak mungkin muncul tanpa sebab, Gea," jawab Jonathan, nada bicaranya lembut tapi tegas, memecah kesunyian. "Ada faktor yang mempengaruhi Nina. Entah mantan suami kamu
ปรับปรุงล่าสุด : 2025-11-15 อ่านเพิ่มเติม