Sore itu, udara terasa berat. Langit menggantung kelabu, seolah tahu ada badai yang akan turun di dalam rumah kecil itu. Freya baru saja menata meja makan ketika suara mobil berhenti di depan rumah. Ia buru-buru mengelap tangannya di celemek, lalu berjalan ke pintu. Begitu dibuka, tampak Ny. Ratna dan Tuan Baskara berdiri di sana, berpenampilan rapi dan berwibawa seperti biasa. > “Selamat sore, Ma, Pa,” sapa Freya dengan senyum sopan. “Hm.” Ny. Ratna hanya membalas dengan tatapan datar. “Arga di rumah?” > “Arga masih di ruang kerja, Ma. Saya panggil dulu, ya.” Tak lama kemudian, Arga muncul. Ia menyambut orang tuanya dengan pelukan singkat pada ayahnya dan cium tangan untuk ibunya. Suasana hening sejenak, hanya suara cangkir yang disusun Freya di meja. > “Bagaimana kabar perusahaanmu, Nak?” tanya Tuan Baskara akhirnya, duduk di kursi utama ruang tamu. “Papa dengar situasi belum membaik?” Arga menarik napas panjang. > “Masih berat, Pa. Tapi... ada sedikit kabar bai
Last Updated : 2025-10-21 Read more