Leli duduk di balik meja kerjanya, tumpukan skripsi mahasiswa berjejer di samping laptopnya. Namun pikirannya tidak benar-benar ada di sana. Ia menatap layar ponsel, melihat pesan konfirmasi dari orang-orang yang tadi siang ia kirim untuk melakukan “pemeriksaan” ke Majalah Lumina. Senyum tipis tersungging di bibirnya. Jadi, benar. Hera terlibat dalam sesuatu yang kotor. Sejak dulu, ia tidak pernah percaya pada wajah polos Hera. Sepupunya itu mungkin pandai menundukkan kepala, berlagak miskin dan menderita, tapi Leli tahu, ada sesuatu yang selalu menempel di keluarga itu, sial dan kehancuran. Ibu Hera pernah membuat pamannya, Adnan. Orang yang paling Leli cintai dan hormati, jatuh ke titik terendah hidupnya. Menjadi miskin dan dikucilkan keluarganya sendiri. Dan sejak hari itu, kebencian Leli tumbuh, berakar, dan menjadi api yang tidak pernah padam. Kini, melihat Hera dengan pakaian yang sederhana, seolah berjuang keras sebagai mahasiswi Sastra Inggris, Leli hanya bisa menci
Terakhir Diperbarui : 2025-10-05 Baca selengkapnya