Langkah kaki Hera terdengar pelan di lorong hotel. Sepatu hak "mahal" ini sudah terlalu sempit, tapi ia belum punya sepatu pengganti. Bagi orang lain, gaun merahnya mungkin tampak mewah. Tapi bagi Hera, itu adalah seragam kerjaTangannya menggenggam erat tas Hermes kecil. Di dalamnya hanya ada dompet tipis, lipstik murahan, dan kartu mahasiswa yang hampir jatuh tempo.Mahasiswa. Ya, itulah Hera di siang hari. Mahasiswi sastra inggris tahun akhir. Tapi di malam hari… ia menjual dirinya.Tentu saja dahulu ia tidak pernah menyangka akan sejauh ini. Semua karena satu dan lain hal, situasi tidak terelakkan. Hingga pada akhirnya ia bertemu tamu ke-1, ke-2, ke-3, ke-4, ke-5, ke-6, ke-7, ke-8 dan pada malam ini, ini adalah tamu ke-9 miliknya.“Jangan macam-macam. Dia bukan orang biasa.” Ucap manajer berulang-ulang padanya, seperti mengingatkan Hera, bahwa satu kesalahan saja, Hera bisa tiada dari dunia ini. Pintu kamar 1705 terbuka otomatis.Sosok pria duduk di kursi dekat jendela, punggung
最終更新日 : 2025-09-28 続きを読む