All Chapters of OTW Janda!: Chapter 91 - Chapter 100

“Iya. Seperti yang sudah kubilang padamu kemarin.”“Ini menyedihkan ...,” gumam Emma dengan manja. “Kenapa kau tidak pindah dan menetap di New York saja? Jadi walaupun kau tetap punya urusan di Sydney, setidaknya hanya perjalanan bisnis yang normalnya hanya memakan waktu maksimal dua sampai tiga minggu, tak sampai berbulan-bulan begini.”“Jika proyek baruku di New York sudah selesai dan perusahaan cabang maupun laboratorium mulai beroperasi, aku akan lebih sering datang ke kota ini. Bukan ‘akan’, tapi memang harus, karena perlu memantau perusahaan dan memperluas penelitian. Jadi, nanti aku bisa ke New York paling tidak sebulan sekali.”Senyum Emma merekah. “Lantas kapan itu selesai dan mulai beroperasi?”“Mungkin tahun depan,” jawab Andrew. “Setelah hari Natal nanti, aku pun akan menetap di New York lagi selama beberapa bulan seperti sebelumnya.”“Hanya menetap sementara saja, setelah itu pergi ke Sydney untuk waktu yang lama lagi?”“Ya. Tapi barusan, ‘kan, sudah kukatakan. Mulai tahu

“Mungkin ibumu datang lagi.”“Tidak.” Andrew menjauh dari Emma dan bangkit dari duduk. “Ibuku sudah kembali ke LA tadi siang.”Emma sedikit mendongak untuk menatap Andrew yang sudah berdiri, lalu memerhatikan pria itu kala dia berjalan meninggalkan ruang tengah.Penthouse Andrew memang sangat besar. Jarak dari pintu depan ke ruang tengah pun agak jauh. Namun ketika Andrew membukakan pintu dan orang yang datang akhirnya masuk ke dalam unit, Emma dapat mendengar suara orang itu dari kejauhan dan terasa familier di telinganya.Tak heran bisa terasa familier, karena ternyata itu adalah Jack—asisten pribadi Andrew.Selama mendampingi Andrew di New York, Jack menginap di hotel yang dekat dari penthouse.Emma menyapa Jack dan sempat mengobrol sebentar dengan pria itu, sebelum kemudian ia pergi ke dapur dan berniat memasak makan malam, selagi Andrew berbincang serius dengan Jack di ruang tamu.Setelah itu, Emma mengajak Jack untuk makan malam bersamanya dan Andrew. Dari obrolan saat makan, E

‘Aku sudah mendapatkan unit apartemen di dekat Cornell Hill. Aku akan mengurus administrasi dengan agen properti dan akan melunasi pembelian unit pekan depan. Kemungkinan aku akan mengosongkan penthouse-mu minggu depan. Terima kasih dan maaf.’Pesan dari Emma tersebut jelas membuat Andrew merasa sangat kesal, tak suka, tetapi juga merasa bersalah. Ia tidak mau Emma pergi dari penthouse itu.Hanya karena mereka bertengkar, lalu saling mendiami selama berminggu-minggu, bukan berarti Andrew ingin mengusir Emma, bukan berarti ia ingin benar-benar menjauhi Emma.Ia justru tidak ingin Emma pergi ke mana-mana, karena itu mungkin berpotensi membuatnya sangat sulit menemui Emma di waktu mendatang. Dan mungkin juga akan membuat semua ini benar-benar akan berakhir.Di luar kesibukan pekerjaannya, alam bawah sadar juga menuntun Andrew untuk merenungi semuanya. Termasuk desakan Emma yang membutuhkan kejelasan status dan mengharapkan hubungan serius. Ia tidak keberatan jika harus menjalani situasi

Andrew berangkat ke New York dan menempuh penerbangan 21 jam menggunakan jet pribadinya.Ia mendarat pada pukul tiga sore waktu New York. Setelah membeli kopi di bandara, ia langsung menerima mobilnya yang sudah disiapkan oleh orang yang dihubungi oleh Jack, lantas berkendara menuju pusat Manhattan untuk mendatangi apartemen Emma. Tapi di tengah perjalanan, ketika ia sempat mampir ke toko bunga untuk membeli sebuket mawar pink, ia mendapatkan pesan masuk dari Emma yang mengabari bahwa dia menunggunya di Central Park New York, dekat danau yang waktu itu pernah mereka datangi saat berkencan seharian penuh.Andrew tak membalas pesan itu. Mobilnya langsung melaju menuju Central Park yang tentu masih satu arah dengan apartemen Emma.Dalam perjalanan, isi kepala Andrew tak henti dengan semangat menyusun kalimat-kalimat yang akan ia sampaikan kepada Emma tentang kemantapan hatinya bahwa ia bersedia membangun hubungan secara perlahan-lahan.Setelah sampai, ia memarkirkan mobilnya dan berja

Cuaca dingin di New York yang sengatan suhu rendahnya seolah nyaris tembus ke tulang, membuat Andrew sebenarnya merasa tak nyaman. Sudah bertahun-tahun menetap di Sydney, kini ia lebih terbiasa dengan cuaca hangat.Itulah mengapa ia merasa lega sekali begitu jet pribadinya sudah mendarat di Los Angeles, sebab cuaca di Los Angeles jelas berbanding terbalik dengan New York.Los Angeles hangat, tetapi masih lebih sejuk daripada Sydney yang panasnya kerap seperti membakar kulit. Setidaknya ini lebih nyaman untuk Andrew.Ia turun dari jet pribadinya sambil melepas syal dan coat yang ia kenakan sejak dari New York, lalu memberikan benda itu pada Jack agar dibawakan oleh asisten pribadinya tersebut sebelum kemudian mengambil alih Jojo—kucing peliharaannya—dari tangan sang asisten. Max, Jenna, dan Landon berangkat ke Los Angeles bersama Andrew. Tapi karena Landon rewel sekali sebab tak mau turun dari jet pribadi Andrew, Max dan Jenna masih berada di dalam kabin untuk membujuk Landon, sedan