All Chapters of OTW Janda!: Chapter 71 - Chapter 80

Andrew menghela napas. Tangannya terangkat dan menyentuh punggung Emma. Sambil mengusap lembut punggung mulus Emma dan sesekali membelai rambut panjang wanita itu yang tergerai, Andrew menjawab, “Pernah. Kubilang pertama kali aku berhubungan seksual di usia 25 tahun, itu dengan mantan kekasihku satu-satunya. Aku hanya pernah punya hubungan dengan seorang wanita satu kali.”“Begitukah?” Emma terperangah.“Tapi hubunganku dengannya hanya bertahan satu tahun, karena dia terus memaksaku menikahinya. Lalu tiba-tiba, dia selingkuh dan bertunangan dengan pria lain.”“Setelah itu, kau melakukan seks dengan siapa?” tanya Emma penasaran.Andrew berpikir sejenak sembari bergumam, “Bagaimana aku harus menyebutnya agar enak didengar? Ehm, mungkin ... wanita sewaan?”“Ugh ...,” Emma memasang ekspresi jijik. “Kau tidur dengan pelacur? Apakah itu yang kau lakukan sampai satu tahun terakhir? Apa kau tahu berapa banyak rata-rata pria yang dilayani para pelacur di Amerika dan Australia dalam satu hari?

Keesokan paginya, Andrew bangun sebelum pukul enam pagi. Itu pun karena Jojo entah sejak kapan sudah duduk di atas dadanya. Tubuh Jojo yang gemuk membuatnya merasa agak sesak, makanya ia terbangun.Andrew menemani Jojo makan di sisi kamar dekat jendela. Lalu saat Jojo sedang sibuk menjilat-jilat bulu, Andrew beranjak keluar kamar.Seperti biasa, Jack sudah menunggu di depan kamar Andrew di pagi hari. Asisten pribadi Andrew itu sedang menelepon seseorang dan sibuk mengurus catatan jadwal Andrew di iPad saat Andrew muncul.“Kau bisa menghubungi sekretaris Tuan Andrew pukul sebelas siang nanti, untuk menginformasikan pengiriman sampel bahan kimianya,” ucap Jack sebelum mengakhiri telepon, lalu segera menghampiri Andrew di depan pintu kamar.Andrew menguap dengan santai sembari memejamkan mata dan menggaruk-garuk lengan kanannya sendiri saat Jack sibuk mengoceh panjang lebar, menjelaskan agendanya hari ini dan sejumlah hal penting yang perlu ia urus.Andrew terlihat tak peduli, tetapi seb

“Tergantung.” Andrew menjawab pertanyaan Emma sembari menutup mesin cuci piring yang nantinya akan berhenti beroperasi secara otomatis, lalu dia menegakkan posisi berdiri untuk menatap Emma.“Hm? Tergantung apa?” Emma kembali bertanya.“Tergantung apakah kau menungguku atau tidak.”Emma menghentikan gerakan tangannya yang baru memotong satu pir menjadi potongan kecil. Ia menatap Andrew dengan bingung. “Aku tidak mengerti.”“Kalau aku tahu kau menungguku, ketika aku ada waktu senggang, aku akan langsung berangkat ke New York untuk menemuimu.”Emma mengangkat kedua alisnya. Ia menganggap Andrew sedang bercanda, jadi ia tertawa kecil dan menyahut, “Kau menggunakan waktu senggangmu untuk jauh-jauh ke New York, sementara zona waktu New York dan Sydney berbeda jauh mencapai 14 jam? Kau bisa mengalami jet lag parah.” “Dua sampai tiga hari di akhir pekan tak akan jadi masalah.” Andrew mengambil sepotong pir yang baru Emma potong. “Aku sudah terbiasa.”“Sebaiknya jangan terus-menerus dibias

“Soal itu, sebaiknya juga kau tanyakan saja pada Andrew, Nyonya.” Emma tersenyum canggung.Camila kemudian menunduk untuk menatap perut Emma, lantas kembali bertanya, “Bukankah waktu itu kau hamil? Anakmu bagaimana?”“Anakku baik-baik saja dan sehat. Dia diurus oleh pengasuh yang kupekerjakan selagi aku pergi bersama Andrew pagi ini,” jawab Emma.“Kau sudah cerai dengan suamimu yang katamu selingkuh itu?”“Sudah, Nyonya. Sudah sejak beberapa minggu yang lalu.”Camila hanya ber-oh pelan.Ketika wanita tua itu menanyakan tentang anak dan suami, sebenarnya Emma agak waswas. Ia khawatir Camila akan langsung berhenti bersikap bersahabat dengannya begitu ingat ia sudah punya anak dan seorang janda.Namun ternyata, ketika mereka melangkah keluar dari restroom untuk kembali ke meja, Camila justru berkata, “Lain kali, bawa saja anakmu jika kau makan bersama kami lagi. Aku ingin melihatnya.”Senyum Emma kembali merekah. Ia mengangguk patuh pada wanita tua itu.Setelah bercanda dengan Landon seb

Sesuai perkiraan, hari ini agenda Andrew hanya padat sampai petang. Pukul enam sore, ia sudah senggang dan bisa langsung pergi ke Brooklyn dengan mengendarai Mercedes-Benz baru yang ia beli untuk Emma.Andrew sempat mampir ke toko roti milik Sonya, membelikan roti pisang untuk Emma. Dan untuk dirinya juga tentunya. Ia sampai di depan rumah Julia Sparks dan turun dari mobil tepat saat Emma sedang keluar rumah untuk mengambil sekotak pizza pesanannya yang sudah diantar.Setelah memberikan sejumlah uang kepada pengantar pizza yang kemudian langsung pergi, Emma tetap berdiri di teras rumah untuk menunggu Andrew yang sedang berjalan menghampirinya.“Apakah mobilmu baru? Kenapa berbeda dari yang tadi pagi?” tanya Emma sambil memerhatikan sedan putih yang terparkir di depan halaman rumah.Andrew sudah sampai di hadapan Emma. Ia menoleh ke belakang untuk mengikuti arah pandang Emma. Setelah kembali menatap wanita itu, ia menjawab, “Memang baru. Tapi itu bukan mobilku.”“Lantas? Mobil siapa ya