“Kena sial?” ulang Eric, heran.Felisha yang mendengar itu menggigit bibir, tak terima. Di dadanya masih tersimpan trauma dari Vero — pria bejat yang hampir merusak harga dirinya. Namun kali ini ia tak bisa diam saja.“Apa maksudmu?!” gerutu Felisha, menatap Vero dengan tatapan tajam. “Kau yang punya sifat buruk, kenapa malah menyalahkanku?!”“Apa katamu?” Vero mengernyit, merasa terhina. Ia melangkah maju, hendak berhadapan langsung dengan Felisha. Namun Haruto segera pasang badan, menutupi tubuh Felisha dengan tubuh besarnya.“Hei, kau mau apa?” tanya Haruto serius. Untuk pertama kalinya, ia menatap Vero dengan tatapan tajam — tak seperti biasanya yang bersahabat.Melihat perubahan sikap pria itu, Vero mendengus lalu tertawa pahit. Ia berpaling sebentar dengan gaya angkuh sebelum kembali menatap Haruto dengan raut meremehkan.“Menggelikan sekali,” gumamnya sinis. “Kau yang dulu paling keras menghina dia, sekarang malah jadi pahlawan, ya?”“Itu masa lalu,” balas Haruto datar. “Sebelu
Terakhir Diperbarui : 2025-11-03 Baca selengkapnya