Suara alarm memekik, memecah keheningan pagi di apartemen mungil milik Felisha. Dengan mata masih terpejam, tangannya meraba-raba meja di samping ranjang, menabrak tumpukan buku, kabel charger, dan botol air sebelum akhirnya berhasil mematikan sumber kebisingan itu.Ia mendesah pelan, masih setengah tertidur."Lima menit lagi..." gumamnya, menarik kembali selimut ke atas kepala.Namun baru dua detik berlalu, ia terduduk, menatap kosong ke langit-langit. Realita pagi terlalu keras untuk diabaikan.Dengan enggan, Felisha melangkah ke kamar mandi. Air dingin menyentuh wajahnya—seperti tamparan dari dunia nyata. Kantuk menguap, berganti rasa malas yang tak kalah berat. Ia menatap cermin. Rambut awut-awutan, mata sembab, dan kaos tidur longgar yang entah sejak kapan mulai kehilangan bentuknya.“Cantik sekali,” katanya dengan nada sinis, lalu terkekeh kecil.Setelah membersihkan diri, ia membuka kulkas dan mengambil sebutir telur. Menu andalannya saat waktu tidak berpihak: telur ceplok dan
Last Updated : 2025-09-30 Read more