“Ga bilang apa-apa. Hanya ingin tahu apa Mama juga tahu Alderic Venn.”PRANG!!Suara mangkuk sayur jatuh menghantam lantai. Keramik pecah berantakan, kuah panas menyebar, membasahi ubin.“Sialan… aku pikir mangkok ini anti panas,” omel Lily terburu, suaranya sedikit gemetar. Ia langsung membungkuk, meraih serpihan-serpihan itu tergesa, seolah ingin menyibukkan tangan.“Ma… mangkok itu memang anti panas. Kita coba dulu di mall sebelum beli,” ucap Hanna pelan, ikut membungkuk. “Kamu kenapa?”“Hanna, kamu duduk saja,” tegas Lily cepat, hampir seperti mengusir. “Biar Mama yang beresin.”Hanna diam sejenak. Matanya mengamati — bukan mangkuk, bukan lantai — wajah Lily.“Ma… aku sebut nama Alderic Venn, dan wajah Mama langsung pucat. Mama tahu sesuatu tentang dia?”“Nggak!” Lily menjawab terlalu cepat. “Aku nggak tahu. Kamu dengar nama itu dari mana?”Hanna mengulang napas pelan. Ia tidak memaksa dengan teriakan — justru dengan ketenangan. Sesuatu yang lebih menekan.“Ma… kamu lupa ya, aku d
Last Updated : 2025-11-06 Read more