Liam membawa Hanna ke sebuah rumah yang dikelilingi hijau di setiap sudutnya. Rumah satu lantai itu tampak sederhana, namun halaman luasnya terasa hidup. Cat dindingnya putih bersih, kontras dengan kolam ikan yang jernih, bunga-bunga warna-warni, dan bedengan kecil berisi sayuran serta beberapa tanaman obat yang tertata rapi.Hanna terpaku. Matanya menyapu seluruh tempat itu seolah tak ingin terlewat satu pun detailnya.“Professor Liam… ini rumahmu?” tanyanya pelan, seperti takut suaranya mengusik kedamaian yang ada.Liam tersenyum, penuh sesuatu yang hangat dan terencana.“Cocok nggak buat besarin anak?” ucapnya santai, seolah itu hal yang paling alami di dunia.Dahi Hanna langsung mengerut. “Anak siapa?”Liam mendekat, menariknya ke dalam pelukan. “Anak kita, Hanna.”Hanna masih menatap rumah itu, dan tetap saja kekaguman tidak mau padam dari wajahnya. “Bagus banget… kok bisa ada tempat begini di tengah kota yang penuh bangunan tinggi?”“Karena aku suka ketenangan,” jawab Liam, suar
Last Updated : 2025-11-11 Read more