Semua Bab Pura Pura Pacaran dengan Selebriti 90 Hari: Bab 21 - Bab 30

“SOFIAAAA!!! HANNA!!! KALIAN HARUS LIAT INI!!!”Teriakan Ayla pagi-pagi itu sukses bikin dua orang yang masih gulung selimut di lantai kosan langsung duduk kayak zombie baru sadar hidup.Sofia ngucek mata. “Apa lagi, La? Lo mimpi dikejar tukang nasi goreng?”Hanna masih nyari kacamatanya. “Atau lo ngeliat setan cowok ganteng?”“LEBIH PARAH!” Ayla udah panik, nunjukin ponselnya ke arah mereka. “Video kemarin… waktu kita di minimarket… DISIARIN! DI. SIARIN. HANNAAA!!!”Hanna refleks ngambil HP Ayla, matanya langsung melotot.Satu video berdurasi tiga puluh detik muter,  jelas banget: mereka berempat di minimarket, Ayla gugup banget waktu ngaku, “Itu… ciuman pertama gue.”Dan langsung disambut teriakan heboh Sofia dan Hanna.Judul videonya:“Ayla Morgan Ngaku Ciuman Pertama di Depan Kamera?! Couple 90 Days Gagal Jaga

“Lo sadar nggak sih, kita baru aja bikin dunia salah paham bareng?”Ayla nyeletuk begitu pintu ruang wawancara nutup, napasnya masih belum stabil.Damian ngelirik sekilas, ekspresinya santai banget.Terlalu santai buat seseorang yang baru aja bikin trending topic global.“Ya, tapi at least sekarang mereka ngomongin chemistry, bukan gosip murahan.”“Chemistry?! Damian, mereka literally bikin thread per detik tentang ‘tatapan lo ke gue’. Gue aja sampe mikir, emang tatapan lo seintens itu ya?”Damian nahan senyum. “Tergantung, mau gue buktiin sekarang?”“NO. BIG NO. Gue udah trauma sama kamera dan flashlight!”Pas banget Sofia muncul dari balik pintu sambil nyodorin HP.“Terlambat. Nih, liat. #AylaDamianLookAtEachOther lagi trending nomor satu.”Ayla melotot. “ASTAGA. Baru juga lima menit kelar wawanca

“Selamat datang di COUPLE 90 DAYS!”Suara host menggema, energik banget, sampai burung-burung di pohon sekitar kayak langsung cabut. Kamera drone melayang, nge-zoom ke arah halaman resort tempat para peserta berdiri dengan wajah antara excited dan takut.“Minggu ke-tiga ini, kita kasih tema, CLOSER THAN EVER!”Host, Clara Jung berkacamata dengan senyum sinetron jam tujuh malam, jalan ke tengah panggung outdoor sambil ngebetulin mic di kupingnya.“Artinyaaa… setiap pasangan bakal ngejalanin empat tantangan buat nguji kedekatan mereka… baik secara mental, emosional, dan… ehem, fisik.”Sorak penonton di belakang layar langsung pecah.“Dan challenge pertama minggu ini adalah… Couple Mini Project!”Host menunjuk ke arah beberapa meja panjang yang sudah dipenuhi cat, kanvas, stik es krim, glitter, dan lem tembak.“Setiap pasangan harus bikin satu visual board tentang hubungan mereka… entah itu dari awal ketemu, momen paling lucu, atau mimpi masa depan kalian berdua.”Dia menatap kamera dan n

“Selamat datang kembali di COUPLE 90 DAYS, Minggu ke-3!”Suara host Clara Jung menggema di halaman resort. Energinya kayak kembang api… langsung bikin peserta deg-degan. Kamera drone melayang, nyorot semua pasangan yang berdiri rapi, wajah antara semangat dan panik.“Minggu ini, kalian udah ngelewatin tiga challenge yang… hmm… bikin chemistry kalian diuji dari 0 sampai 100!” Clara tersenyum nakal, matanya langsung nyasar ke Ayla dan Damian.“Dan sekarang… challenge terakhir minggu ke-3, The Ultimate Trust Game!”Sorak penonton di studio pecah.“Apa maksudnya, Ultimate Trust?” tanya Bella ke Jason sambil garuk kepala.Clara melangkah ke tengah, menjelaskan aturan sambil nunjukin tenda yang diisi rintangan, papan kayu, dan tali.“Ini challenge buat nguji seberapa kalian bisa percaya sama pasangan kalian… secara fisik dan mental!”Pasangan lain langsung saling senyum, ada yang deg-degan, ada yang over confident.

“Dam… lo mau kemana malem gini?”Ayla duduk di sofa, kaki disilang, tatapannya ke Damian yang lagi ngeluarin jaket. Layar TV masih nyala, tapi matanya fokus ke cowok di depannya.Damian angkat bahu, suara datar tapi ada nada aneh di teleponnya tadi. “Gue cuma… ada urusan sebentar. Gak bakal lama.”Ayla pura-pura cuek, tapi jari-jarinya mainin remote tanpa sengaja. “Urusan apa? Ghost hunt? Atau… mantan misterius?”Damian nyengir tipis, tapi matanya jauh, nggak menatap Ayla lagi. “Gak ada yang misterius, La. Cuma… telpon penting.”Ayla menahan napas. Dia tahu, itu bukan telpon biasa. Suara Damian tadi… dingin tapi… ada sesuatu yang nggak dia mengerti.“Uh-huh… telpon penting, ya? Kayak ‘halo mantan datang lagi’?” Ayla nyeletuk, setengah bercanda, tapi dadanya nggak bisa diem.Damian diem, matanya fokus ke pintu. “La… percaya sama gue sebentar aja. Gue harus keluar.”Ayla menghela napas pelan, pura-pura santai, tapi hatinya… mendadak berat. “Iya… iya...”Damian ngangguk, tapi ekspresinya