“Lo liat ini, La,” suaranya rendah tapi tenang. “Gue sehat. Gak ada penyakit menular. Dan… gue juga bukan homo, jadi bisa berhenti panik, oke?”Damian berdiri di ruang tamu, senyum tipis tapi matanya tetap fokus ke Ayla. Dia pegang hasil lab di tangan, lembaran kecil yang jelas membuktikan semuanya.Ayla menatap lembaran itu, napasnya tercekat, tangan gemetar, tapi bibirnya kaku.Damian maju satu langkah, senyum nakal muncul lagi. “Jadi… boleh cium lagi nggak sekarang?”Ayla langsung panik, hampir histeris. “G… GILA LO, DAMIAN!!!” teriaknya sambil tepuk-tepuk wajahnya sendiri, setengah nangis, setengah histeris. “GUE… GUE GAK MAU!!!”Damian cuma nyengir, matanya masih menyala nakal. “Santai, La… gue cuma nanya. Nggak usah jawab kalau lo takut.”Ayla balik badan, lari ke kamar, pintu ditutup paksa, napasnya ngos-ngosan. Dia jatuh duduk di lantai, punggung bersandar ke dinding, tangan masih gemetar, air mata menetes lagi.‘Kenapa sih… gue selalu kayak gini tiap kali dia cuma senyum atau
Last Updated : 2025-10-08 Read more