“Kau lebih tahu apa yang seharusnya dilakukan. Keputusan itu milikmu," ucap Alan sambil menghela napas pelan, seperti memastikan emosinya benar-benar tertinggal di belakang.Alan menepuk pelan pahanya. Ia siap menerima apa pun keputusan Kate, tanpa drama.Kate terdiam, menatap Alan. Hal yang membuatnya heran bukanlah kalimat itu, tetapi cara Alan mengucapkannya.Hening. Tenang. Dewasa.Padahal belum ada sejam lalu Alan meledak, sampai mendorong dan memukul Matt tanpa ragu, membela Kate mati-matian seolah tak ada ruang untuk kompromi. Dan itu wajar, Kate tahu itu. Alan selalu menjadi orang pertama yang berdiri di pihaknya.Tetapi sekarang, sikapnya justru berbanding terbalik.Alan duduk dengan bahu rileks, seolah semua amarahnya sudah diatur kembali. Matanya lembut, namun tidak melemah. Ia tampak, lebih matang daripada sebelumnya.Sebaliknya, Kate merasa dirinya jauh lebih kekanakan. Dengan semua sikapnya yang bertolak belakang, kadang membenci Matt, kadang justru merindukan sentuhan p
Terakhir Diperbarui : 2025-11-14 Baca selengkapnya