"DIO, BERHENTI!" Raya melompat, menahan pintu dengan sekuat tenaga tepat sebelum Dio sempat membukanya. Tubuhnya menempel di daun pintu, tangan kiri memegangi gagang erat-erat, wajahnya memerah karena panik luar biasa. Ratih menatap adegan itu dengan kening berkerut. "Raya, kamu kenapa?" "Kamar mandinya belum siap, Bu! Kotor! Banyak air! Licin!" katanya cepat, senyumnya kaku ditengah jantungnya berdebar kencang. Dio langsung manyun. "Ah, Kakak pelit. Aku cuma mau lihat bathtubnya!" "Gak boleh! Kamu bisa kepleset, nanti jatuh, nanti Ibu marah ke aku! Bahaya," kata Raya panik, masih berdiri menutupi pintu. Dari balik kamar mandi, tiba-tiba terdengar suara air kran menyala. Mata Raya membulat sesaat. "Ya Tuhan, Ares! Kenapa sekarang?!" Suara air membuat jantung Raya makin tak karuan. "Ares kalau kita sampai ketahuan, awas aja nanti!" ancam Raya dalam hati. Tak lama suara airnya mati. "Raya, kamu yakin gak apa-apa?" tanya Ratih, kini nada suaranya mulai curiga. "Wajahmu kok pucat
Last Updated : 2025-11-05 Read more