Begitu mobil berhenti di depan rumah, aku langsung menyeret kakiku keluar seperti zombie kelelahan. Dua hari di lokasi pengungsian benar-benar menguras tenaga sekaligus emosiku.“Bye, Binar cayang, sampai jumpa lagi!” seru Safa dari dalam mobil.Aku hanya bisa melambai lemah. Lalu melanjutkan langkah masuk ke rumah, menuju kamarku dengan tubuh yang rasanya mau rontok.Begitu pintu kamar tertutup, aku langsung melemparkan tas ke kasur, membuka ikatan rambut, dan berjalan ke kamar mandi sambil komat-kamit, “Mandi, terus telepon Om Kais, mandi, telepon Om Kais—” seperti mbah dukun baca mantra.Air hangat menyentuh kulitku, dan hffftt… rasanya seluruh tubuhku langsung mencair. Aku menurunkan tubuh perlahan ke dalam bathtub, membiarkan kehangatannya memeluk setiap inci kulitku. Kepala kusandarkan pada pinggiran bak, mata terpejam, menikmati momen yang begitu menyegarkan.Untungnya, sebelum sampai rumah tadi aku sudah mengirim pesan ke Bibi untuk menyiapkan air hangat. Kalau tidak, mungkin
Terakhir Diperbarui : 2025-11-28 Baca selengkapnya