“Dek, Mama mau keluar sebentar. Jagain kasir, dan jangan bikin ulah!” “Pergi ke mana, Ma?” “Lihat lokasi buat cabang cafe yang baru.” “Sendirian?” “Nggak, nanti sama Papa. Beliau langsung berangkat dari kantor.” “Oke, titip bungkus siomay di sebelah kampus ya, Ma.” “Iya, Mama pergi dulu. Ingat pesan Mama!” “Siap, Ma!” Begitu Mama meninggalkan kafe, aku langsung memanggil Safa yang sedang serius menatap laptop, sibuk menyusun makalah untuk presentasi minggu depan. “Safa!” panggilku sambil melongok dari balik meja kasir. Safa menoleh sebentar tanpa melepas pandangannya dari layar laptop. “Sini, Bee. Aku lagi males gerak. Kamu aja yang ke sini.” “Nggak bisa!” seruku cepat. “Aku lagi dipantau CCTV, Sa. Mama bisa lihat dari HP-nya, tahu!” Safa menatap ke arah kamera kecil di atas meja kasir. “Astaga, kamu diawasi kayak tahanan rumah, Bee.” “Ya makanya jangan suruh aku ninggalin meja kasir. Kalau ketahuan, aku bisa kena omel sampai besok pagi,” ujarku. Safa menghela napas panj
Last Updated : 2025-10-24 Read more