Nobu berdiri di depan cermin buram dalam kamarnya, tangan kanannya asyik ngacak-ngacak rambut pake pomade murah yang baunya kayak sabun colek. Kaos abu-abu polos, jaket denim yang siku-sikunya sudah menipis, celana jeans hitam, dan sepatu sneakers putih yang masih keliatan baru.“Cukup lah," katanya. "Kacamata udah hilang, gigi udah rapi." Tentu saja membuatnya lebih percaya diri.Dia semprot sedikit parfum di leher, tiba-tiba sadar. “Ya ampun, ini cuma ketemu Lia, bukan ketemu pacar,” gumamnya sambil kipas-kipas leher. “Aduh, kenapa perutku jadi mules.” Nobu tau, itu tanda kalau dia panik.Semalam, sekitar jam tujuh, Lia menelepon. “Nob… besok bisa ketemu nggak?”“Kenapa, Li? Kamu nggak apa-apa, kan?” Suara Lia pelan, agak serak, “kamu nangis?”“Ah, enggak. Tadi bersin-bersin abis rapihin kamar. Aku pengen cerita aja. Nggak penting kok, cuma… lagi pengen ada temen.”Nobu langsung jawab “bisa” tanpa pikir dua kali. “Mau ketemuan mana?”“Seaworld aja ya, Nob," jawab Lia cepat. "Udah lam
最終更新日 : 2025-11-22 続きを読む