Pintu ruang kerja tertutup rapat. Di luar, kantor tampak ramai, tetapi di dalam, keheningan terasa mencekik. Isla telah pergi ke ruang rapat utama, meninggalkan Kilan sendirian di ruangannya.Ini adalah momen pertama sejak Ferania resmi menjabat sekretaris, di mana mereka bisa berbicara atau bertindak tanpa mata Isla yang mengawasi.Kilan duduk di kursinya, memegang pena, namun pikirannya jauh dari dokumen di depannya. Ia gelisah, nyatanya posisi CEO ini jauh lebih merepotkan dari dugaannya“Sialan!! Bikin stress saja!” umpatnya kesalTiba-tiba, pintu ruangan diketuk pelan."Masuk" ujar Kilan, suaranya sedikit tegang.Ferania masuk. Kali ini ia mengetuk, memastikan ia memainkan perannya sebagai sekretaris patuh. Ia berjalan mendekat ke meja Kilan, senyum lembut terukir di bibirnya.“Kak Kilan butuh sesuatu?” Tanya Ferania, suaranya pelan dan manis, nadanya kembali ke nada akrab mereka, jauh dari nada patuh sekr
Last Updated : 2025-11-28 Read more