Isla menuruni tangga dengan langkah pelan tapi pasti, setiap gerakan dipenuhi ketegangan yang hampir terasa di udara. Begitu kakinya menapak di lantai ruang makan, pandangannya langsung tertuju pada pemandangan yang membuat dadanya sesak.Papanya, Yuria, Kilan, dan Ferania sudah duduk di meja, santap pagi dengan suasana yang tampak nyaman, tanpa menunggunya sama sekali.Yang lebih membuatnya naik darah adalah Ferania. Adik tirinya itu tampak lincah, dengan senyum manis yang dibuat-buat, mengambilkan lauk untuk Kilan seolah sudah menjadi istri sahnya. Setiap gerakan Ferania dipenuhi kelembutan pura-pura, menekankan posisinya di sisi Kilan. Isla menahan napas, bibirnya menipis menahan senyum, tapi matanya tetap dingin, menatap setiap detail dengan penuh perhatian dan pertimbanganIsla melangkah lebih dekat ke meja, suara sepatu yang menyentuh lantai terdengar berat, namun tetap terkendali. “Selamat pagi” ucapnya, suaranya lembut tapi dingin, seperti embun yang menyejukkan namun sekaligu
Last Updated : 2025-10-20 Read more