“Aku tak salah alamat, kan?” Kalea bergumam. Berdiri di depan sebuah rumah megah sesuai dengan alamat yang diberikan Elias.“Besar banget. Andai membelinya lewat KPR, entah sampai keturunan ke berapa puluh baru lunas,” celetuknya, lalu pergi ke pos keamanan untuk verifikasi data tamu.Gerbang besar bercat hitam pun terbuka otomatis. Kalea berjalan sambil menoleh ke kiri dan kanan. Memperhatikan bentang taman yang disulap seperti hutan tropis mini, lengkap dengan sungai buatannya.Kalea terus melangkah hingga ke muka rumah dengan hati was-was. Teringat bahwa tempat itu pun kediaman Marissa juga. Ah, sungguh malas misal harus bertemu wanita ular itu! Begitu pikir Kalea.“Apakah ini Nona Kalea?”Kalea menoleh. Seorang wanita paruh baya datang menghampiri.“Saya Ira. Pelayan di sini. Malam tadi, Tuan memberi pesan bahwa akan ada tamu.”“Oh, iya. Saya. Apa Pak Eliasnya ada?”Wanita itu tersenyum, lalu membimbing Kalea untuk mengikuti langkahnya. Tidak masuk ke rumah itu, melainkan berjala
Last Updated : 2025-11-29 Read more