“Dia kenapa?” Stephen berbisik pada Jordi. Melirik Hamish yang sedang asyik sendiri di ruang tunggu klinik Dokter Brama. Senyum-senyum dengan tak henti menatap layar ponsel.“Baru Kembali dari Singapura,” balas Jordi.“Ooooooooohh!” Stephen manggut-manggut. Mulai memahami situasi.“Akhirnya dia gak tahan juga, ya? Dicari juga gadis itu. Ckckckck! Kemarin bilang tak akan pernah menemui gadis itu lagi. Habis minum ludah sendiri rupanya.”“Tutup mulut atau aku suruh dokter bedah untuk menjahit mulut kalian!” Hamish menggeram, lalu menoleh. Menatap galak Stephen dan Jordi yang berdiri tak jauh darinya.Mereka berbisik-bisik, tetapi suaranya masih sampai ke telinga Hamish.Stephen mencibir, lalu duduk bersilang kaki di sofa dekat Hamish.“Akhirnya … kamu mau mengaku juga. Kaan, tak ada salahnya mengakui perasaan. Dokter Brama juga sudah bilang, jangan sama ratakan semua perempuan. Yang lalu mungkin racun, dan yang baru bisa jadi penawarnya. Hmmmm, jadi bagaimana? Dia pasti tambah cantik, k
Terakhir Diperbarui : 2025-11-27 Baca selengkapnya