"Ya," jawab Clara. Dia menambahkan, "Renata tadi sempat minum, nanti aku yang nyetir."Saat keduanya berpapasan di depan lift, Clara sama sekali tidak terkejut. Namun, ketika Rendra yang lebih dulu membuka mulut menyapanya, Clara justru sedikit terkejut. Kalau ini terjadi di masa lalu, Rendra pasti akan berpura-pura tidak melihatnya, tidak akan bicara dengannya sama sekali."Clara, Clara, di mana kamu?" Suara Renata terdengar dari depan, memanggilnya."Aku di sini," jawab Clara sambil menoleh sebentar ke arah Rendra. Kemudian, dia berkata, "Renata manggil aku. Duluan ya."Selesai berbicara, tanpa menunggu jawaban dari Rendra, Clara langsung melangkah pergi. Dia tidak lagi punya sedikit pun rasa terikat pada Rendra. Apalagi sampai merasa senang hanya karena Rendra tiba-tiba berbicara dengannya.Dulu, perasaan Clara terhadap Rendra terlalu rendah diri, bahkan bisa dibilang menyedihkan.Rendra menatap punggung Clara yang menjauh. Tangannya tetap di saku celana, tetapi pikirannya terasa ko
続きを読む