Tous les chapitres de : Chapitre 21 - Chapitre 30

Mendengar kata-kata itu, para staf Sinatra Capital tercengang.Apa maksudnya dengan Nyonya Sinatra?Bukan!Raut wajah Angel tiba-tiba berubah canggung.Kebetulan, tim proyek dan beberapa pejabat setempat telah tiba untuk makan malam bersama Vincent.Pak Surya menyapa, "Pak Vincent sudah sampai duluan ya?"Vincent agak memiringkan badan, dan berkata, "Baru saja. Kebetulan ketemu Pak Mario di sini."Mario memang cukup terkenal, gimanapun Sinatra Capital adalah perusahaan medis terkemuka di tiga provinsi di daerah selatan.Dia memang punya reputasi.Namun, hari ini mereka hanya bertukar sapa singkat dan belum sempat mengobrol secara detail.Hanya saja, sepertinya tidak akan ada kesempatan lagi.Mario segera menjabat tangan Pak Surya dan menyapanya.Pak Surya pun tersenyum dan membalas sapaan.Tanpa diduga, Vincent memperkenalkan seseorang, "Ini istrinya Pak Mario, Bu Angel."Perkenalannya membuat ekspresi Mario langsung berubah.Apa mungkin Rosa tidak mengaku sebagai istrinya Mario di had

Telinga Rosa hampir kapalan mendengar pertanyaannya.Rosa menjawab dengan tenang, "Mario, apa aku harus hidup hanya untukmu? Untuk membantumu mengurus anak-anak, melakukan ini dan itu untukmu?"Mario menjawab, "Kamu bukan membantuku. Kamu sedang melindungi hidupmu. Bukannya anak-anak memanggilmu Mama? Mereka nggak pernah panggil Angel begitu. Bukannya aku juga sudah memberimu kehidupan yang nyaman?"Dari mana dia mendapatkan keberanian untuk mengatakan semua itu?Sorot mata Rosa menjadi dingin. Dia berkata, "Aku yang sudah membesarkan mereka selama enam tahun. Wajar kalau mereka panggil aku Mama. Bukan salahku kalau mereka nggak mau panggil Mama ke Angel. Sejak kita menikah, aku juga nggak pernah memanfaatkanmu sedikit pun. Soal hidup nyaman, itu nggak ada nilainya di mataku."Jika Rosa memang sedang mengincar kekayaan dan kemewahan dari pria, maka dia pantas berakhir seperti ini.Tidak berharga?Mario tiba-tiba mencibir, "Sekarang setelah kamu kenal Vincent, standarmu juga jadi lebih

Namun, karena itu juga, mengingatkan Angel pada sesuatu...Angel mengeluarkan ponselnya dan menelepon. "Nek, apa aku mengganggu istirahatmu?"...Di kamar pasien rumah sakit.Mario duduk di samping tempat tidur. "Kirana, Reyan. Papa bukannya bela Mama Angel. Tapi kalian harus sopan dan bicara dengan baik.""Tapi kami nggak suka dia. Kami cuma mau Mama." Ekspresi Kirana yang memelas sungguh membuat iba.Bagaimanapun, Mario adalah ayah mereka. Bagaimana mungkin dia tidak peduli?Dia menghela napas, matanya dipenuhi rasa kesal dan lelah."Papa tadi sudah terlalu keras." Dia memeluk Reyan. "Papa minta maaf. Jangan marah sama Papa, ya?"Reyan merasa sedih, diam-diam menangis. Dia juga berkata, "Kami mau Mama pulang."Mama...Rosa...Anak-anak sangat bergantung padanya."Mama nggak ada, tapi kan ada Papa?"Mario teringat kata-kata Rosa yang menusuk hati, "Mereka itu anak-anakmu."Rosa sangat tidak bertanggung jawab, dia pergi tanpa berpikir dua kali! Kemarahan pun kembali membuncah. Mario me

Kirana tersenyum. "Nggak sakit kok, Ma."Dia berusaha keras untuk bersikap tenang, takut ibunya akan khawatir.Air mata Rosa kini mengalir deras hanya untuk kedua anaknya.Dia memeluk mereka dengan tubuh rampingnya. "Kalian lagi makan ya?""Iya!"Kirana memeluk lehernya erat-erat, ekspresi ketergantungan dan kedekatan mereka membuat Angel kesal.Rosa membawa mereka ke ruang makan dan duduk.Angel berkata, "Rosa, Kirana tadi bilang dia maunya disuapi. Dia sudah besar, jadi harus belajar mandiri."Tanpa diduga, Kirana langsung mendongak, dan memberi jawaban, "Aku bilangnya waktu sakit saja. Kamu salah dengar."Wajah Angel jadi sedikit malu. "Oh, gitu ya."Rosa tetap diam, hendak mengambil sendok untuk menyuapi putrinya.Tetapi Kirana merebutnya. "Ma, aku bisa makan sendiri."Mario pun mengerutkan kening.Lalu kenapa tadi dia ngotot ingin disuapi?Untuk sesaat, dia merasa Rosa telah memanjakan Kirana dengan berlebihan. Setiap kali Kirana menyuap makanan, dia akan mendongak dan menatap Ro

Meskipun Rosa tidak mengenali Master Alvin, dia bisa menebak sesuatu dari pakaiannya."Shio Macan, kenapa?"Angel terkejut. "Ternyata Rosa yang shio Macan?"Dia kemudian menatap Mario, dan berkata, "Mario, ini..."Rosa tidak berlama-lama dan lanjut pergi ke dapur.Setelah itu, dia kembali naik ke kamar seperti orang asing.Terdengar suara bel saat ini.Angel menghampiri dan membuka pintu. "Nenek?"Nenek Farida didorong masuk dengan kursi roda. Dia bertanya dengan cemas, "Gimana, Master Alvin?"Master Alvin diperkenalkan oleh Nenek Farida. Master Alvin berkata, "Nenek Farida, rumah keluarga ini sedang kacau balau. Supaya bisa damai, kita harus menyingkirkan semua orang dan benda yang tidak cocok. Saya sudah memastikan ada tiga orang yang nggak cocok untuk tinggal di sini. Benda-benda lebih mudah disingkirkan, jadi nggak perlu terburu-buru."Nenek Farida menanggapi hal ini dengan sangat serius. "Lebih baik percaya daripada kejadian. Ini menyangkut anak-anak dan karirmu. Aku ingat orang