Tous les chapitres de : Chapitre 31 - Chapitre 40

Angel kebetulan sedang ke bawah, dan mendengar ucapan Rosa.Mencari pendeta lain?Dia buru-buru berkata, "Rosa, karena kita sudah selesai memeriksa fengsui, jangan repot-repot panggil pendeta lain. Lebih baik kita perbaiki saja supaya kondisi rumah juga bisa membaik. Soal ini, nggak boleh ditunda-tunda."Rosa tersenyum tipis. "Aku cuma bingung, kenapa seolah-olah orang paling sial di rumah ini adalah aku. Kalau kamu bawa keberuntungan buat Mario, kenapa waktu kalian tunangan dulu, keluarga kalian malah pada jatuh?""Rosa."Mario memanggil namanya, seolah-olah untuk memperingatkannya agar tidak melampaui batas.Rosa meliriknya dari sudut mata, dan berkata, "Kalau kalian merasa aku yang sudah merusak keharmonisan rumah ini, mending bilang langsung. Nggak perlu repot-repot cari orang gadungan begini.""Siapa yang kamu bilang gadungan?" Master Alvin mendesis, "Aku?"Rosa dengan dingin berkata, "Aku sudah pernah ketemu semua pendeta di Kuil Awan Suci, tapi kenapa nggak pernah lihat kamu? Bo

Para pelayan dengan sigap mengurus semuanya."Kembalikan juga kamar tidur seperti semula," tambah Mario.Para pelayan mengabaikan tugas mereka mengurus tamu-tamu terhormat, mengikuti Pak Suradi ke lantai atas. Mereka memasukkan barang-barang Angel ke dalam tas tanpa ragu-ragu.Bahkan seprai dan selimut yang baru diganti juga diganti kembali seperti semula. Angel menggigit bibirnya dengan keras.Pak Suradi datang membawa barang-barang tersebut. "Pak Mario, ini semua mau taruh di mana? Atau, Bu Angel mau bawa pulang saja?" Jika Rosa tidak benar-benar memanggil pendeta-pendeta Kuil Awan Suci dari Montiwa itu, bisa jadi mereka semua akan dianggap sebagai orang yang membawa sial bagi majikannya, lalu diusir!"Aku... aku taruh di sini saja. Aku masih mau tinggal untuk nemenin anak-anak," jawab Angel.Master Arya yang selalu jujur dan terus terang berkomentar, "Pak, ada pepatah yang bilang, satu gunung nggak bisa menampung dua harimau. Sama seperti keluarga, satu rumah nggak mungkin punya d

Setiap tahun di hari ulang tahun Rosa, Mario akan mengundang teman-teman atau rekan bisnis untuk merayakannya.Namun, tahun ini Rosa tidak tertarik dengan perayaan yang ramai seperti itu.Karena mereka sedang bersiap untuk bercerai, tidak ada gunanya terlibat dalam pertemuan yang tidak berarti seperti itu."Jadi besok ulang tahun Rosa? Karena aku di sini, apa aku bisa ikut bantu persiapan?"Karena acara ini mendadak, tidak ada yang membuat persiapan sebelumnya. Mario juga tidak berniat mengundang rekan bisnis, melainkan memilih teman-teman dekat. Rosa menjawab, "Nggak perlu repot-repot. Besok aku ada urusan dan kemungkinan nggak akan di rumah." Dia memberikan alasan halus untuk menolaknya.Angel bersikeras, "Nggak boleh begitu! Ini hari yang layak dirayakan. Kamu fokus saja sama urusanmu, nanti aku yang akan urus semuanya."Alis Rosa sedikit berkerut. Dia berkata, "Om Anton, Tante Dewi, sebaiknya kalian istirahat dulu.""Iya," jawab Om Anton.Rosa mengobrol singkat dengan mereka sebe

Dia merasa bersalah karena gagal merawat putrinya dengan baik, itu adalah kelalaiannya."Sudah nggak sakit lagi, Pa."Kirana patuh dan bijaksana, dia sangat penurut dan pengertian. Dia menarik lengan ayahnya. "Papa, jangan suka marah sama Mama lagi ya, Mama nggak punya siapa-siapa, cuma kita saja."Mario tersenyum, dan berkata, "Jangan khawatir. Papa akan menjaga Mama dengan baik dan mencintai Mama dengan sepenuh hati. Papa nggak akan biarkan Mama pergi dari sini."Angel saat ini sudah berdiri di sudut tangga dengan segelas susu, bermaksud membawanya kepada anak-anak.Mendengar ucapan Mario, hati yang terluka sepanjang malam itu kembali terkoyak.Bagaimana mungkin dia bisa peduli pada Rosa...Angel tanpa sadar menyentuh perutnya yang sudah tidak rata, pengingat akan anak-anak yang sudah dia lahirkan.Kini anak-anaknya, orang yang dicintainya, malah berpaling pada wanita lain... Terutama Mario, bagaimana dia bisa dengan tega memutuskan untuk melanjutkan hidup dengan Rosa? "Mario, Kira

Tetapi hari ini adalah ulang tahun Rosa.Dia ingat jelas, hari saat dia bertemu Mario yang membawa dua anak di rumah sakit adalah tepat hari ulang tahunnya.Persisnya enam tahun yang lalu.Semua dimulai pada hari itu, jadi dia berniat mengakhirinya pada hari ini."Iya, hati-hati di jalan." Rosa juga libur hari ini. Setelah kembali dari Montiwa, Bima secara khusus memberinya libur hari ini.Sebelum pergi, Angel berkata, "Laras, aku akan mengunjungimu di rumah sakit setelah selesai bekerja.""Baik, Kakak ipar!" Laras sudah terbiasa dengan sebutan itu.Om Anton buru-buru menyela, "Jangan panggil sembarangan."Angel tertawa pelan. "Nggak apa-apa. Kalau dia mau panggil begitu, biarkan saja."Tiba-tiba Mario menyela, "Laras, kakak iparmu ada di sini."Martabat Angel langsung terguncang, namun dia tidak bisa berkata apa-apa. Mereka pun naik mobil satu per satu. Saat mobil melaju ke kantor, Angel bertanya lembut, "Mario, apa aku sudah lakukan kesalahan?"Dia tidak mengerti mengapa Mario tib