Dengan hati-hati, Jena menuntun Abas masuk ke kamar. Lelaki itu sempat berusaha menahan beban tubuhnya sendiri, tapi pada akhirnya ia sedikit bersandar di bahu Jena.Begitu sampai di ranjang, Jena membantu Abas duduk, lalu menata bantal agar lebih nyaman sebelum memintanya berbaring.Abas sempat menolak dengan lirih, tapi Jena menatapnya penuh tekad. "Mas Abas jangan ngeyel lagi. Rebahan, ya. Aku urus semuanya."Abas menghela napas pelan, akhirnya menyerah dan merebahkan tubuhnya.Jena segera bergegas ke kamar mandi, mengambil baskom, mengisinya dengan air hangat, lalu kembali ke kamar dengan handuk kecil. Ia merendam handuk itu, memerasnya, lalu perlahan meletakkannya di kening Abas. Jemarinya gemetar saat menyentuh kulit panas suaminya, tapi ia berusaha setenang mungkin."Mas Abas, jangan paksain diri, ya. Aku di sini," ucap Jena lirih.Abas hanya memejamkan mata, napasnya masih berat, tapi genggaman tangannya di selimut sediki
Terakhir Diperbarui : 2025-10-21 Baca selengkapnya