Share

Bab 19

Author: Kata Semesta
last update Last Updated: 2025-10-26 07:10:00

Pintu unit apartemen berderit pelan ketika Jena mendorongnya terbuka. Aroma ayam bakar dari kantong plastik di tangannya langsung menyeruak ke udara. Senyumnya tipis, namun hatinya berdebar.

Di ruang tengah, Abas tampak duduk tegak di sofa, laptop terbuka di depannya. Earphone menempel di telinganya, wajah serius, dan suara beratnya terdengar tegas—ia sedang memimpin rapat virtual dengan karyawan-karyawannya.

Jena berhenti beberapa langkah dari tempat Abas, matanya menatap penuh perhatian. Ada rasa segan sekaligus kagum melihat sosok suaminya yang begitu fokus bekerja meski masih dalam kondisi sakit.

Pelan-pelan, Jena menaruh kantong makanan itu di atas meja makan kecil di sampingnya, lalu melangkah mendekat. Ia berdiri tidak jauh dari Abas, menunggu sampai rapat itu selesai.

Dalam hatinya, Jena menarik napas panjang. "Semoga Mas Abas lagi dalam mood yang baik. Aku bawa makanan biar suasana hangat dulu, sebelum aku minta izin soal vila. Gimana pun
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjerat Gairah si Om Suami   Bab 21

    Mobil hitam milik Abas akhirnya melambat ketika melewati jalan berliku terakhir, sebelum berhenti tepat di depan sebuah vila bergaya klasik yang dikelilingi pepohonan pinus tinggi. Udara puncak yang sejuk langsung menyusup masuk begitu Abas menurunkan kaca jendela sebentar, menetralkan hawa panas yang sejak tadi memenuhi perjalanan.Abas mematikan mesin mobil, lalu menoleh sejenak ke arah Jena yang masih tertidur pulas di kursi penumpang depan. Wajahnya tampak tenang, nafasnya teratur, seakan tidak terpengaruh oleh ketegangan yang baru saja mewarnai perjalanan. Dengan hati-hati, Abas menyentuh pundaknya, menggoyangkan pelan."Jena, kita udah sampai," ucapnya lembut.Jena menggeliat kecil, membuka matanya perlahan, lalu menatap bingung ke arah jendela. Senyum samar terbit di bibirnya ketika menyadari sudah tiba di vila. "Oh... udah sampai ya, Mas..." gumamnya masih setengah sadar.Di kursi belakang, Radit langsung bersiap turun, matanya tak lepas d

  • Terjerat Gairah si Om Suami   Bab 20

    Dua hari kemudian...Suasana pagi di depan apartemen Yunita terasa ramai namun penuh ketegangan yang tak terucap. Abas berdiri di samping mobil hitamnya, memeriksa sekali lagi kondisi kendaraan sebelum berangkat. Wajahnya tetap datar, tatapannya tajam namun tenang, seolah sedang menghitung setiap detail perjalanan.Jena datang sambil membawa tas ransel kecil, langkahnya agak canggung. Begitu ia berdiri di samping Abas, Radit langsung menghampiri dan nyaris tidak melepaskan pandangannya dari Jena. Ia bahkan berusaha mengambil alih tas bawaan Jena."Aku bawain aja ya, Jen," ucap Radit cepat, nada suaranya penuh perhatian.Jena tersenyum tipis, merasa tidak enak karena Abas jelas melihat tingkah itu. "Nggak usah, Dit. Aku bisa sendiri."Radit tertawa kaku, tapi tetap berjalan di dekat Jena, seakan enggan berjarak.Yunita yang berdiri di sisi lain, memperhatikan Abas dengan seksama. Wajahnya disulap dengan senyum ramah, penuh kesan a

  • Terjerat Gairah si Om Suami   Bab 19

    Pintu unit apartemen berderit pelan ketika Jena mendorongnya terbuka. Aroma ayam bakar dari kantong plastik di tangannya langsung menyeruak ke udara. Senyumnya tipis, namun hatinya berdebar.Di ruang tengah, Abas tampak duduk tegak di sofa, laptop terbuka di depannya. Earphone menempel di telinganya, wajah serius, dan suara beratnya terdengar tegas—ia sedang memimpin rapat virtual dengan karyawan-karyawannya.Jena berhenti beberapa langkah dari tempat Abas, matanya menatap penuh perhatian. Ada rasa segan sekaligus kagum melihat sosok suaminya yang begitu fokus bekerja meski masih dalam kondisi sakit.Pelan-pelan, Jena menaruh kantong makanan itu di atas meja makan kecil di sampingnya, lalu melangkah mendekat. Ia berdiri tidak jauh dari Abas, menunggu sampai rapat itu selesai.Dalam hatinya, Jena menarik napas panjang. "Semoga Mas Abas lagi dalam mood yang baik. Aku bawa makanan biar suasana hangat dulu, sebelum aku minta izin soal vila. Gimana pun

  • Terjerat Gairah si Om Suami   Bab 18

    Di restoran, beberapa pengunjung yang duduk tenang menikmati makanan. Namun di sudut ruangan, suasana meja Radit terasa berbeda—penuh dengan aura panas yang ditebarkan dari wajahnya yang tegang.Radit menyandarkan tubuh ke kursi dengan kasar, jarinya mengetuk-ngetuk meja tanpa sabar. Wajahnya merah, napasnya terengah marah. "Gila! Jena lebih milih jagain Abas daripada dateng ke sini. Padahal sebelumnya Jena nggak pernah nolak ketemuan."Nada suaranya meninggi, membuat beberapa kepala di meja lain sempat menoleh sekilas. Tapi Radit tidak peduli. Amarah dan ketakutannya bercampur jadi satu."Kalau Jena makin lengket sama Abas, habis sudah peluang gue. Dia nggak akan bisa gue kendaliin lagi. Uang seratus juta aja udah susah gue dapetin, apalagi kalau nanti dia benar-benar berpihak ke suaminya," batin Radit.Di seberangnya, Yunita duduk tenang, menatap Radit dengan sorot mata yang lebih lembut. Ia menyentuh tangan Radit yang terkepal di meja, mengelus

  • Terjerat Gairah si Om Suami   Bab 17

    Di dapur, Jena bergerak dengan hati-hati namun cepat, tangannya sigap menyiapkan semua yang dibutuhkan Abas. Ia menuang bubur hangat ke dalam mangkok, menata roti dan bakpao di piring kecil, memastikan semuanya rapi dan mudah dijangkau. Segelas air hangat diletakkannya di samping, lengkap dengan obat penurun panas dan obat batuk yang sudah ia beli tadi.Setelah semuanya siap, Jena mengangkat nampan itu dengan kedua tangan, napasnya masih sedikit terengah karena tergesa-gesa. Ia melangkah perlahan menuju kamar, matanya terus melirik ke arah ranjang tempat Abas duduk, memastikan lelaki itu tidak mencoba bangkit sebelum ia sempat meletakkan semuanya.Setibanya di kamar, Jena meletakkan nampan di meja samping ranjang, menatap Abas sejenak dengan mata lembut. "Mas Abas, semua udah aku siapin. Sekarang kita bisa mulai sarapan dan minum obat dulu, ya?" bisiknya, penuh perhatian."Kamu taruh aja, nanti saya makan sendiri," ucap Abas.Jena langsung menggel

  • Terjerat Gairah si Om Suami   Bab 16

    Jena memejamkan mata rapat-rapat, berusaha menenangkan diri di ruang tamu. Namun suara batuk keras yang tiba-tiba terdengar dari dalam kamar membuat tubuhnya langsung menegang. Suara itu terdengar lebih berat, lebih menyiksa daripada sebelumnya."Mas Abas..." bisiknya panik.Tanpa pikir panjang lagi, Jena berlari kecil menuju kamar, mendorong pintu yang tidak terkunci. Pemandangan di depannya membuat jantung Jena seakan berhenti berdetak.Abas terduduk di ranjang, wajahnya pucat pasi, bahunya naik turun seperti orang yang kesulitan bernapas. Tangannya menekan dada, sesekali terdengar desahan pelan di sela batuknya yang tersengal-sengal."Mas!" Jena menjerit kecil, buru-buru menghampiri dan duduk di tepi ranjang. Tangannya gemetar saat menyentuh lengan Abas. "Ya ampun... batuknya makin parah."Abas hanya memejamkan mata, mengatur napas dengan suara yang terdengar berat. Ia membiarkan Jena panik, membiarkan perempuan itu memeluk pundaknya s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status