Abas dan Jena baru saja keluar dari restoran, tangan masih bertautan. Langkah mereka menuju area arcade.Jena berjalan kecil sambil menahan antusiasnya, sementara Abas hanya tersenyum mengikuti langkah istrinya.Namun, langkah mereka terhenti mendadak.Di depan, dari arah eskalator, Tante Putri—dengan tas mewah menggantung di lengan—melangkah bersama Pak Samudra.Mata Jena langsung mengecil. Abas refleks mengeraskan genggaman tangannya, berdiri tegak.“Oh, Abas udah pulang dari rumah sakit. Syukur deh,” ucap Tante Putri dengan senyum manis—yang rasanya lebih seperti belati.“Bas, gimana keadaan kamu? Udah baik-baik aja?” tanya Pak Samudra, wajahnya cemas.“Udah, Pa,” jawab Abas pendek, dingin.Pak Samudra hendak mengangguk lega, tapi suara ketus Tante Putri langsung memotong.“Kamu benar-benar istri yang nggak ngerti, ya!” serangnya tiba-tiba.Jena terpaku, tubuhnya menegang. “Tante… maksudnya?”“Suami kamu baru pulang dari rumah sakit, kamu ajakin ke mall. Otak kamu tuh di mana sih,
Last Updated : 2025-11-26 Read more